Alamat

Nama: Ridwan Sururi, S.Pd.I. Alamat: Jl. Pesantren Mathla'ul Falah no 412. Sindang Anom Kec. Sekampung Udik Kab. Lampung Timur. email. abu.hanan17@gmail.com. Facebook. Ridwan Sururi. HP. 085233552224

Minggu, 21 Juli 2013

Makalah Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam di Saudi Arabia. Ridwan Sururi. Sindang Anom, Sekampung Udik Lampung Timur, IAIN Raden Intan Bandar Lampung, Kauman Kotagajah Lampung Tengah,

Makalah
Diajukan sebagai tugas Mata Kuliah
Perkembangan Modern Dalam Islam


Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam di Saudi Arabia.

Disusun Oleh :
RIDWAN SURURI
NPM. 1222010030

DOSEN :
Dr. Hasan Mukmin, M.Ag.
Dr. Abd. Syukur, S.Ag.






Program Studi Ilmu Tarbiyah
Pendidikan Agama Islam ( PAI )
PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(PPs) IAIN RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2013 M / 1433 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, wassholatu wassalamu ala ashrofil anbiyai wal mursalin wa’ala alihi wasohbihi ajma’im, amma ba’du.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Taufik Hidayah dan inayah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam di India” sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah “Perkembangan Modern Dalam Islam” yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam membuat makalah ini sehingga serasa bertambah pengetahuan dan wawasan penulis, juga ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan dalam penulisan makalah selanjutnya, terimakasih.

                            Penulis







I.    PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Allah telah menyempurnakan agama Islam dengan menjaga kitabnya sampai hari kiamat. Sebagai bukti penjagaan kitab dan agama ini adalah Allah akan menciptakan ulama pada setiap masa sesuai kehendaknya. Hal ini dalam rangka menjaga agama,  menghidupkan sunnah dan membimbing manusia kepada jalan yang lurus.

Rosululloh SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini dalam setiap abadnya ada kalangan yang mempengaruhi agamanya”.
Dalam hadits lain beliau bersabda : “Akan senantiasa ada dari ummatku sekelompok orang yang tampil dalam membela kebenaran, mereka tidak membahayakan orang-orang yang menghinakan mereka sampai datang urusan Allah sementara mereka tetap dalam pendirian mereka”.
Sejarah mencatat setiap masa yang dilalui ummat Islam banyak tokoh-tokoh Islam yang muncul dan hadir memberikan kontribusi pada perkembangan Islam di masanya, dengan tetap berpegang teguh pada Al-qur’an dan Sunnah Rosululloh SAW salah satunya adalah Muhammad bin Abdul Wahab seorang ulama abad ke 18 yang berdakwah mengembalikan Islam kepada citranya yang asli yaitu Al-qur’an dan Sunnah. Meskipun Muhammad bin Abdul Wahab telah wafat sekitar tiga abad yang lalu, namun kisah dan ajarannya masih menjadi kontroversi hingga sekarang ini.
B.    Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah
1.    Bagaimana sejarah singkat Muhammad bin Abdul Wahab
2.    Gagasan dan pemikirannya
3.    Metode dakwah
4.    Karya-karyanya
C.    Tujuan
a.    Mengetahui biografi Muhammad bin Abdul Wahab
b.    Mengetahui gagasan dan pemikiran dakwah Muhammad bin Abdul Wahab
c.    Mengetahui metode dakwah Muhammad bin Abdul Wahab
d.    Karya-karyanya Muhammad bin Abdul Wahab
















II.    PEMBAHASAN

A.    BIOGRAFI

Muhammad bin Abdul Wahab hidup ditengah-tengah keluarga yang dikenal dengan nama keluarga “musyarraf” (alu musyarraf). Alu musyarraf adalah merupakan cabang dari kabilah Tamin. Sedangkan musyarraf adalah kakeknya yang ke 9 menurut riwayat.

Dengan demikian nasabnya adalah Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali Ahmad bin Rasyid bin Buraid bin Muhammad bin Buraid bin Musyaraf. Dia dilahirkan di daerah Uyainah pada tahun 1115 H. terletak di wilayah Yamamah yang masih bagian dari Nejd. Uyaiyah berada di arah barat laut dari kota Riyad yang berjarak sekitar 70 km. Dia tumbuh di lingkungan keluarga yang cinta ilmu. Ayahnya adalah seorang ulama besar Negara yang memegang jabatan peradilan di beberapa daerah. Kakeknya syaikh Sulaiman bin Ali adalah seorang ulama terkemuka dan juga imam dalam ilmu fiqih. Jabatan lain yang juga diemban Syaikh Sulaiman adalah sebagai mufti Negara. Di bawah bimbingannya, lahir sejumlah ulama dan para murid yang tersebut di seluruh semenanjung Arab. Maka wajar jika kemudian lahir seorang keturunan yang faqih dan alim pula. Muhammad bin Abdul Wahab hafal Al-qur’an sebelum usianya mencapai 10 tahun. Ia belajar fiqih dan hadits dengan ayahnya sendiri, dan belajar tafsir dari guru-guru dari berbagai negeri, terutama di Madinah Al-Munawaroh serta memahami tauhid dari Al-qur’an dan Sunnah.
Setelah itu dia berkelana untuk mencari pendidikan yang lebih tinggi mengunjungi sejumlah pusat pembelajaran Islam, termasuk Mekkah dan Madinah, dari Madinah pindah ke Basrah, Baghdad, Persia, Suriah, dan Mesir. 
Perpindahannya dari suatu kota ke kota lain sebagai kota pengajaran Islam dari berbagai ulama adalah dalam rangka pendalamannya terhadap ajaran Islam. Dia termasuk pelajar yang cerdas menonjol dalam studi-studinya dan sangat mengenal kajian kemurnian ajaran Islam sebagaimana yang dipraktekkan oleh kaum salaf, Melalui Imam Ahmad bin Hambal yang ditafsirkan oleh Ibnu Taimiyah pemikiran-pemikiran bilaudah yang sangat berpengaruh pada seorang Muhammad bin Abdul Wahhab. Dalam perkembangannya juga mengamati berbagai penyimpangan amaliyah umat Islam dalam bidang akidah dalam bentuk tahayul dan kurofat dan berbagai macam bid’ah dalam bentuk ibadah. Dia tidak bisa menyembunyikan ketidaksukaannya dari berbagai bentuk penyimpangan dari ajaran yang menjadi penyebab utama kemunduran umat Islam. Oleh karena itu di kota-kota tersebut juga beliau menyuarakan faham kembali kepada faham kemurnian ajaran Islam yang bersumber kepada Al-qur’an dan sunnah. Gerakan Tajdid yang diserukan kebanyakan di berbagai tempat mendapatkan tantangan dari kaum muslimin yang merasa terusik kemapanan tradisinya yang menyimpang tersebut. Namun demikian juga tidak sedikit orang yang menerima faham ke Islamannya yang kemudian menjadi pengikutnya. Akhirnya beliau kembali ke kampung halamannya di Uyaynah. Setelah beberapa lama dikampung halamannya dan diterima oleh keluarga dan kaumnya, namun setelah beliau lebih gencar melancarkan faham dan gerakannya pemurnian tauchid dan pembersihan bid’ah mulailah mendapatkan tantangan-tantangan sampai kepada tantangan yang lebih keras sehingga beliau terusir dari kampung halamannya, namun demikian juga tidak sedikit orang-orang yang mengikuti fahamnya termasuk dari luar Uyaynah diantaranya Muhammad bin Suud yang selanjutnya menjadi cikal bakal penguasa Arab Saudi sekarang ini.
Setelah itu kemudian ia pindah bersama keluarganya ke Dar’iyah, sebuah dusun tempat tinggal Muhammad bin Suud perintis kerajaan Arab Saudi yang telah menganut ajaran-ajaran wahabiyah, bahkan menjadi pelindung dan penyiarnya. 
Setelah Muhammad bin Suud dan Muhammad bin Abdul Wahhab bersama tentaranya berhasil merebut Arab Saudi dari kekuasaan Turki, kemudian mendirikan kerajaan Arab Saudi, maka faham Islam Muhammad bin Abdul Wahhab resmi menjadi faham agama kerajaan Arab Saudi bahkan sampai sekarang.
Semakin luas faham Muhammad bin Abdul Wahhab semakin banyak pula pengikutnya. Sementara orang-orang yang tidak menyukai gerakannya menamakan pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab dengan nama wahabiyah. Walaupun pada awalnya mereka tidak suka disebut kaum wahabi, namun lama kelamaan mereka justru bangga disebut dengan wahabiyah. Walaupun pada hakikatnya mereka lebih suka disebut kaum Muwahhidin, yaitu kaum yang menyerukan pemurnian tauhid.
B.    Dasar-dasar Dakwah Muhammad bin Abdul Wahab

Yang paling menonjol seruan dakwah beliau adalah kemurnian ibadah hanya kepada Allah semata dan kesetiaan untuk selalu mentaati Allah serta Rosululloh SAW beliau sangat antusias dalam melakukan hal-hal sebagai berikut :
1.    Menamankan tauhid secara mendalam dam membasmi syirik serta berbagai macam bid’ah.
2.    Menegakkan kewajiban-kewajiban agama dan syiar-syiarnya seperti shalat, jihad, dan amar ma’ruf nahi munkar.
3.    Mewujudkan keadilan di bidang hukum dan lainnya.
4.    Mendirikan masyarakat Islam yang berdasarkan tauhid, sunah, persatuan, kemuliaan, perdamaian dan keadilan.
Semua ini berhasil terwujud di Negara-negara yang terjangkau atau yang telah terpengaruh oleh dakwah dan seruannya. Gambaran tersebut nampak jelas di wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan Arab Saudi sebagai pengibar bendera gerakan reformis pada tiga abad periode. Setiap Negara yang terjangkau oleh gerakan ini akan kental dengan warna tauhid, iman, sunnah Nabi, perdamaian, dan kesejahteraan. Hal ini demi mewujudkan apa yang telah dijanjikan Allah dalam firman-Nya : (Qs. Al-Hajj : 40-41)
C.    Gagasan dan Pemikiran Da’wah
Diantara gagasan dan pemikiran da’wah Muhammad bin Abdul Wahab adalah:
1.    Mengembalikan Islam kepada Al-qur’an dan Sunnah Rosululloh SAW
2.    Berpegang teguh kepada manhaj ahli sunnah dalam mengambil dalil dan membangun kerangka berfikir.
3.    Membersihkan faham tauhid untuk kembali pada pemahaman yang benar.
4.    Berorientasi pada pemahaman tauhid ubudiyah.
5.    Menghidupkan kewajiban jihad
6.    Menghentikan perbuatan bid’ah dan khufarat yang disebabkan oleh kebodohan.







D.    Metode Da’wah Muhammad bin Abdul Wahab

1.    Da’wah li al lisan
Salah satu metode da’wah Muhammad bin Abdul Wahab adalah dengan menyampaikan da’wahnya secara lemah lembut, walaupun pada hakikatnya tidak ada kompromi terhadap kemusyirikan.
2.    Da’wah bi al-kitab
Muhammad bin Abdul Wahab aktif dapat menulis, ia menjadikannya sebagai sarana da’wah dalam hidupnya, diantara karyanya yang sangat praktis adalah kitab al-tahwid al-ladzi haqqullah ‘ada al’abid dan kasyfu al shubahat.
3.    Da’wah bi al murasalah
Da’wah ini lazim disebut dengan surat menyurat, metode ini digunakan beliau untuk menebarkan da’wahnya, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
4.    Da’wah dengan tangan
Besar kemungkinan istilah da’wah melalui tangan ini diambil dari istilah tangan sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi : “Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya, jika dia tidak sanggup demikian maka dengan lisannya, dan jika tidak sanggup demikian maka dengan hatinya, dan yang ini adalah selemah-lemah iman” (H.R Muslim).
Hadist di atas menjadi petunjuk dan pendorong bagi Muhammad bin Abdul Wahab untuk menghancurkan tempat-tempat yang dianggapnya berbau syirik.

E.    Karya-karya Ilmiah Muhammad bin Abdul Wahab

Muhammad bin Abdul Wahhab dalam menuangkan pemikiran-pemikirannya lebih berfokus kepada gerakan-gerakan nyata berupa tindakan-tindakan untuk menciptakan perubahan-perubahan dari berbagai penyimpangan dalam mengamalkan Islam, apalagi gerakan didukung oleh penguasa  kerajaan Arab Saudi seperti contoh menghancurkan tempat-tempat penyimpangan akidah seperti kuburan-kuburan yang dikeramatkan, termasuk tempat kuburan rosul, merubah cara-cara ibadah yang dianggap menyimpang dari ajaran Allah dan Rosulnya, menggerakkan umat untuk melawan penjajah dan membela negeri-negeri muslim yang diperangi orang-orang atau negara-negara kafir. Namun demikian bukan berarti dia tidak meninggalkan buah karya bentuk tulisan walaupun tidak banyak jumlahnya diantaranya :
1.    Kitab Al-Tauchid, kitab ini merupakan kitab monumentalnya Muhammad bin Abdul Wahhab yang memuat prinsip-prinsip ajarannya yaitu tauchid, pengetahuan dan pemahaman yang benar terhadap konsep ketuhanan dalam Islam.
2.    Risalah Al-Ushul Al-Tsalatsa Wa Adillatuha yang memuat tiga prinsip dan dalil-dalilnya yaitu megenal Allah, mengenal Rosulnya, dan mengenal Islam dengan dalil-dalilnya.
3.    Risalah Khutbah Al-Syaibh, risalah ini merupakan kumpulan-kumpulan khutbah Syaidh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Berbeda dengan gurunya yaitu Syaikh Ibnu Taimiyah beliau banyak meninggalkan karya-karya tulis atau kitab-kitab yang berisi buah pikirannya dan lain-lainnya








III.    KESIMPULAN

Adalah suatu hal yang tak dapat di pungkiri lagi bahwa sesungguhnya pergerakan kaum wahabiyah atau lebih tepat dikenal dengan kaum muwahiddin yang digerakkan di “padang pasir nejd” pada awal abad ke 12 H / 18 M merupakan suatu pergerakan reformis Islam, dimana bobotnya tidak kalah dari pergerakan yang dicetuskan oleh para reformer besar sebelumnya seperti : Umar bin Abdul Aziz, Imam Syafe’I, Imam Hambali, Imam Malik, Imam Tirmidzi, Imam Al-Sya’ari, Imam Al Ghozali, dan Syaikh Ibnu Taimiyah. Semenjak layar Islam berkembang, para Mujaddid ini telah mampu mengembalikan Islam kepada citranya yang asli (Al Qur’an dan Sunnah) dan telah menempati posisi yang cukup tenar dan baik di lihat dari sisi perjuangan dan keberhasilan, maupun dari sisi pengaruh serta dampak yang ditimbulkan oleh pergerakan mereka masing-masing.
















IV.    DAFTAR PUSTAKA

        Majlum, Khan, Muhammad, 100 Muslim Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah, Terj. Wijanto Suud, Noura Books, Jakarta, cet. I 2002
            Http://www.google.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AMPUN KESUPEN KRITIK DAN SARANNYA...