Makalah
Diajukan sebagai tugas Mata Kuliah
Perkembangan Modern Dalam Islam
Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam di Saudi Arabia.
Disusun Oleh :
RIDWAN SURURI
NPM. 1222010030
DOSEN :
Dr. Hasan Mukmin, M.Ag.
Dr. Abd. Syukur, S.Ag.
Program Studi Ilmu Tarbiyah
Pendidikan Agama Islam ( PAI )
PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(PPs) IAIN RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2013 M / 1433 H
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, wassholatu wassalamu ala ashrofil anbiyai
wal mursalin wa’ala alihi wasohbihi ajma’im, amma ba’du.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Taufik Hidayah dan
inayah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah yang berjudul “Tokoh-Tokoh Pembaharuan Islam di India” sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah “Perkembangan Modern Dalam
Islam” yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
membuat makalah ini sehingga serasa bertambah pengetahuan dan wawasan
penulis, juga ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada rekan-rekan
yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian penulisan
makalah ini.
Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan dalam penulisan makalah selanjutnya, terimakasih.
Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah telah menyempurnakan agama Islam dengan menjaga kitabnya sampai
hari kiamat. Sebagai bukti penjagaan kitab dan agama ini adalah Allah
akan menciptakan ulama pada setiap masa sesuai kehendaknya. Hal ini
dalam rangka menjaga agama, menghidupkan sunnah dan membimbing manusia
kepada jalan yang lurus.
Rosululloh SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini
dalam setiap abadnya ada kalangan yang mempengaruhi agamanya”.
Dalam hadits lain beliau bersabda : “Akan senantiasa ada dari ummatku
sekelompok orang yang tampil dalam membela kebenaran, mereka tidak
membahayakan orang-orang yang menghinakan mereka sampai datang urusan
Allah sementara mereka tetap dalam pendirian mereka”.
Sejarah mencatat setiap masa yang dilalui ummat Islam banyak tokoh-tokoh
Islam yang muncul dan hadir memberikan kontribusi pada perkembangan
Islam di masanya, dengan tetap berpegang teguh pada Al-qur’an dan Sunnah
Rosululloh SAW salah satunya adalah Muhammad bin Abdul Wahab seorang
ulama abad ke 18 yang berdakwah mengembalikan Islam kepada citranya yang
asli yaitu Al-qur’an dan Sunnah. Meskipun Muhammad bin Abdul Wahab
telah wafat sekitar tiga abad yang lalu, namun kisah dan ajarannya masih
menjadi kontroversi hingga sekarang ini.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah
1. Bagaimana sejarah singkat Muhammad bin Abdul Wahab
2. Gagasan dan pemikirannya
3. Metode dakwah
4. Karya-karyanya
C. Tujuan
a. Mengetahui biografi Muhammad bin Abdul Wahab
b. Mengetahui gagasan dan pemikiran dakwah Muhammad bin Abdul Wahab
c. Mengetahui metode dakwah Muhammad bin Abdul Wahab
d. Karya-karyanya Muhammad bin Abdul Wahab
II. PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI
Muhammad bin Abdul Wahab hidup ditengah-tengah keluarga yang dikenal
dengan nama keluarga “musyarraf” (alu musyarraf). Alu musyarraf adalah
merupakan cabang dari kabilah Tamin. Sedangkan musyarraf adalah kakeknya
yang ke 9 menurut riwayat.
Dengan demikian nasabnya adalah Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman
bin Ali Ahmad bin Rasyid bin Buraid bin Muhammad bin Buraid bin
Musyaraf. Dia dilahirkan di daerah Uyainah pada tahun 1115 H. terletak
di wilayah Yamamah yang masih bagian dari Nejd. Uyaiyah berada di arah
barat laut dari kota Riyad yang berjarak sekitar 70 km. Dia tumbuh di
lingkungan keluarga yang cinta ilmu. Ayahnya adalah seorang ulama besar
Negara yang memegang jabatan peradilan di beberapa daerah. Kakeknya
syaikh Sulaiman bin Ali adalah seorang ulama terkemuka dan juga imam
dalam ilmu fiqih. Jabatan lain yang juga diemban Syaikh Sulaiman adalah
sebagai mufti Negara. Di bawah bimbingannya, lahir sejumlah ulama dan
para murid yang tersebut di seluruh semenanjung Arab. Maka wajar jika
kemudian lahir seorang keturunan yang faqih dan alim pula. Muhammad bin
Abdul Wahab hafal Al-qur’an sebelum usianya mencapai 10 tahun. Ia
belajar fiqih dan hadits dengan ayahnya sendiri, dan belajar tafsir dari
guru-guru dari berbagai negeri, terutama di Madinah Al-Munawaroh serta
memahami tauhid dari Al-qur’an dan Sunnah.
Setelah itu dia berkelana untuk mencari pendidikan yang lebih tinggi
mengunjungi sejumlah pusat pembelajaran Islam, termasuk Mekkah dan
Madinah, dari Madinah pindah ke Basrah, Baghdad, Persia, Suriah, dan
Mesir.
Perpindahannya dari suatu kota ke kota lain sebagai kota pengajaran
Islam dari berbagai ulama adalah dalam rangka pendalamannya terhadap
ajaran Islam. Dia termasuk pelajar yang cerdas menonjol dalam
studi-studinya dan sangat mengenal kajian kemurnian ajaran Islam
sebagaimana yang dipraktekkan oleh kaum salaf, Melalui Imam Ahmad bin
Hambal yang ditafsirkan oleh Ibnu Taimiyah pemikiran-pemikiran bilaudah
yang sangat berpengaruh pada seorang Muhammad bin Abdul Wahhab. Dalam
perkembangannya juga mengamati berbagai penyimpangan amaliyah umat Islam
dalam bidang akidah dalam bentuk tahayul dan kurofat dan berbagai macam
bid’ah dalam bentuk ibadah. Dia tidak bisa menyembunyikan
ketidaksukaannya dari berbagai bentuk penyimpangan dari ajaran yang
menjadi penyebab utama kemunduran umat Islam. Oleh karena itu di
kota-kota tersebut juga beliau menyuarakan faham kembali kepada faham
kemurnian ajaran Islam yang bersumber kepada Al-qur’an dan sunnah.
Gerakan Tajdid yang diserukan kebanyakan di berbagai tempat mendapatkan
tantangan dari kaum muslimin yang merasa terusik kemapanan tradisinya
yang menyimpang tersebut. Namun demikian juga tidak sedikit orang yang
menerima faham ke Islamannya yang kemudian menjadi pengikutnya. Akhirnya
beliau kembali ke kampung halamannya di Uyaynah. Setelah beberapa lama
dikampung halamannya dan diterima oleh keluarga dan kaumnya, namun
setelah beliau lebih gencar melancarkan faham dan gerakannya pemurnian
tauchid dan pembersihan bid’ah mulailah mendapatkan tantangan-tantangan
sampai kepada tantangan yang lebih keras sehingga beliau terusir dari
kampung halamannya, namun demikian juga tidak sedikit orang-orang yang
mengikuti fahamnya termasuk dari luar Uyaynah diantaranya Muhammad bin
Suud yang selanjutnya menjadi cikal bakal penguasa Arab Saudi sekarang
ini.
Setelah itu kemudian ia pindah bersama keluarganya ke Dar’iyah, sebuah
dusun tempat tinggal Muhammad bin Suud perintis kerajaan Arab Saudi yang
telah menganut ajaran-ajaran wahabiyah, bahkan menjadi pelindung dan
penyiarnya.
Setelah Muhammad bin Suud dan Muhammad bin Abdul Wahhab bersama
tentaranya berhasil merebut Arab Saudi dari kekuasaan Turki, kemudian
mendirikan kerajaan Arab Saudi, maka faham Islam Muhammad bin Abdul
Wahhab resmi menjadi faham agama kerajaan Arab Saudi bahkan sampai
sekarang.
Semakin luas faham Muhammad bin Abdul Wahhab semakin banyak pula
pengikutnya. Sementara orang-orang yang tidak menyukai gerakannya
menamakan pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab dengan nama wahabiyah.
Walaupun pada awalnya mereka tidak suka disebut kaum wahabi, namun lama
kelamaan mereka justru bangga disebut dengan wahabiyah. Walaupun pada
hakikatnya mereka lebih suka disebut kaum Muwahhidin, yaitu kaum yang
menyerukan pemurnian tauhid.
B. Dasar-dasar Dakwah Muhammad bin Abdul Wahab
Yang paling menonjol seruan dakwah beliau adalah kemurnian ibadah hanya
kepada Allah semata dan kesetiaan untuk selalu mentaati Allah serta
Rosululloh SAW beliau sangat antusias dalam melakukan hal-hal sebagai
berikut :
1. Menamankan tauhid secara mendalam dam membasmi syirik serta berbagai macam bid’ah.
2. Menegakkan kewajiban-kewajiban agama dan syiar-syiarnya seperti shalat, jihad, dan amar ma’ruf nahi munkar.
3. Mewujudkan keadilan di bidang hukum dan lainnya.
4. Mendirikan masyarakat Islam yang berdasarkan tauhid, sunah, persatuan, kemuliaan, perdamaian dan keadilan.
Semua ini berhasil terwujud di Negara-negara yang terjangkau atau yang
telah terpengaruh oleh dakwah dan seruannya. Gambaran tersebut nampak
jelas di wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan
Arab Saudi sebagai pengibar bendera gerakan reformis pada tiga abad
periode. Setiap Negara yang terjangkau oleh gerakan ini akan kental
dengan warna tauhid, iman, sunnah Nabi, perdamaian, dan kesejahteraan.
Hal ini demi mewujudkan apa yang telah dijanjikan Allah dalam firman-Nya
: (Qs. Al-Hajj : 40-41)
C. Gagasan dan Pemikiran Da’wah
Diantara gagasan dan pemikiran da’wah Muhammad bin Abdul Wahab adalah:
1. Mengembalikan Islam kepada Al-qur’an dan Sunnah Rosululloh SAW
2. Berpegang teguh kepada manhaj ahli sunnah dalam mengambil dalil dan membangun kerangka berfikir.
3. Membersihkan faham tauhid untuk kembali pada pemahaman yang benar.
4. Berorientasi pada pemahaman tauhid ubudiyah.
5. Menghidupkan kewajiban jihad
6. Menghentikan perbuatan bid’ah dan khufarat yang disebabkan oleh kebodohan.
D. Metode Da’wah Muhammad bin Abdul Wahab
1. Da’wah li al lisan
Salah satu metode da’wah Muhammad bin Abdul Wahab adalah dengan
menyampaikan da’wahnya secara lemah lembut, walaupun pada hakikatnya
tidak ada kompromi terhadap kemusyirikan.
2. Da’wah bi al-kitab
Muhammad bin Abdul Wahab aktif dapat menulis, ia menjadikannya sebagai
sarana da’wah dalam hidupnya, diantara karyanya yang sangat praktis
adalah kitab al-tahwid al-ladzi haqqullah ‘ada al’abid dan kasyfu al
shubahat.
3. Da’wah bi al murasalah
Da’wah ini lazim disebut dengan surat menyurat, metode ini digunakan
beliau untuk menebarkan da’wahnya, seperti yang dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW.
4. Da’wah dengan tangan
Besar kemungkinan istilah da’wah melalui tangan ini diambil dari istilah
tangan sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi : “Barangsiapa di
antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah dia mencegah
dengan tangannya, jika dia tidak sanggup demikian maka dengan lisannya,
dan jika tidak sanggup demikian maka dengan hatinya, dan yang ini adalah
selemah-lemah iman” (H.R Muslim).
Hadist di atas menjadi petunjuk dan pendorong bagi Muhammad bin Abdul
Wahab untuk menghancurkan tempat-tempat yang dianggapnya berbau syirik.
E. Karya-karya Ilmiah Muhammad bin Abdul Wahab
Muhammad bin Abdul Wahhab dalam menuangkan pemikiran-pemikirannya lebih
berfokus kepada gerakan-gerakan nyata berupa tindakan-tindakan untuk
menciptakan perubahan-perubahan dari berbagai penyimpangan dalam
mengamalkan Islam, apalagi gerakan didukung oleh penguasa kerajaan Arab
Saudi seperti contoh menghancurkan tempat-tempat penyimpangan akidah
seperti kuburan-kuburan yang dikeramatkan, termasuk tempat kuburan
rosul, merubah cara-cara ibadah yang dianggap menyimpang dari ajaran
Allah dan Rosulnya, menggerakkan umat untuk melawan penjajah dan membela
negeri-negeri muslim yang diperangi orang-orang atau negara-negara
kafir. Namun demikian bukan berarti dia tidak meninggalkan buah karya
bentuk tulisan walaupun tidak banyak jumlahnya diantaranya :
1. Kitab Al-Tauchid, kitab ini merupakan kitab monumentalnya Muhammad
bin Abdul Wahhab yang memuat prinsip-prinsip ajarannya yaitu tauchid,
pengetahuan dan pemahaman yang benar terhadap konsep ketuhanan dalam
Islam.
2. Risalah Al-Ushul Al-Tsalatsa Wa Adillatuha yang memuat tiga
prinsip dan dalil-dalilnya yaitu megenal Allah, mengenal Rosulnya, dan
mengenal Islam dengan dalil-dalilnya.
3. Risalah Khutbah Al-Syaibh, risalah ini merupakan kumpulan-kumpulan khutbah Syaidh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Berbeda dengan gurunya yaitu Syaikh Ibnu Taimiyah beliau banyak
meninggalkan karya-karya tulis atau kitab-kitab yang berisi buah
pikirannya dan lain-lainnya
III. KESIMPULAN
Adalah suatu hal yang tak dapat di pungkiri lagi bahwa sesungguhnya
pergerakan kaum wahabiyah atau lebih tepat dikenal dengan kaum
muwahiddin yang digerakkan di “padang pasir nejd” pada awal abad ke 12 H
/ 18 M merupakan suatu pergerakan reformis Islam, dimana bobotnya tidak
kalah dari pergerakan yang dicetuskan oleh para reformer besar
sebelumnya seperti : Umar bin Abdul Aziz, Imam Syafe’I, Imam Hambali,
Imam Malik, Imam Tirmidzi, Imam Al-Sya’ari, Imam Al Ghozali, dan Syaikh
Ibnu Taimiyah. Semenjak layar Islam berkembang, para Mujaddid ini telah
mampu mengembalikan Islam kepada citranya yang asli (Al Qur’an dan
Sunnah) dan telah menempati posisi yang cukup tenar dan baik di lihat
dari sisi perjuangan dan keberhasilan, maupun dari sisi pengaruh serta
dampak yang ditimbulkan oleh pergerakan mereka masing-masing.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Majlum, Khan, Muhammad, 100 Muslim Paling Berpengaruh Sepanjang
Sejarah, Terj. Wijanto Suud, Noura Books, Jakarta, cet. I 2002
Http://www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AMPUN KESUPEN KRITIK DAN SARANNYA...