Alamat

Nama: Ridwan Sururi, S.Pd.I. Alamat: Jl. Pesantren Mathla'ul Falah no 412. Sindang Anom Kec. Sekampung Udik Kab. Lampung Timur. email. abu.hanan17@gmail.com. Facebook. Ridwan Sururi. HP. 085233552224

Senin, 24 September 2012

MAKALAH AJARAN ISLAM DIPAHAMI MELALUI PENDEKATAN FILOSOFIS

-->
MAKALAH
“AJARAN ISLAM DIPAHAMI MELALUI                              
PENDEKATAN FILOSOFIS”

OLEH
RIDUAN SURURI

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Semester Mata Kuliah Metode Studi Islam

DOSEN PEMBIMBING
Prof. DR. H. DHAMRAH KHOIR, MA

F:\GALERY\My Pictures\Logo\logo kampus iain b lampung WARNA.jpeg






IAIN RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG
PROGRAM PASCA SARJANA (PPs)
KELOMPOK YASRI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

            Hamdan lillah puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, inayah dan ridlo Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan  pembuatan makalah yang berjudul “AJARAN ISLAM DIPAHAMI MELALUI PENDEKATAN FILOSOFIS”
            Pembuatan makalah ini sebagai  tugas individu  penulis dalam mengikuti perkuliahan  Mata Kuliah Metode Studi Islam Asuhan Bapak Prof. DR. Hi. DHAMRAH KHOIR, MA pada Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Bandar Lampung konsentrasi Pendidikan Agama Islam.
            Penulis menyadari, pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya pembuatan-pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya.

                                                                        Bandar Lampung,    September 2012
                                                                                           Penulis


                                                                                ( RIDUAN SURURI )






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………....     i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….     ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………    iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………    1
BAB II PEMBAHASAN
  1. Sejarah Filsafat Islam .………………………………………………..    3
  2. Pengertian Agama ……...........……………….………………………    4
  3. Pengertian Filsafat ........……………………………………………....    6
D.    Pendekatan Filosofis …..............................….....................………….    8
BAB III KESIMPULAN…………………………………………………….     10
DAFTAR PUSTAKAKA……………………………………………………     11


BAB I
PENDAHULUAN
                          
A.    Latar Belakang Masalah

Ketika seseorang mulai menyadari eksistensi dirinya, maka timbullah tanda tanya dalam hatinya sendiri, tentang banyak hal dalam lubuk hatinya yang dalam, memancarkan kecenderungan untuk tahu rahasia yang masih merupakan misteri yang terselubung itulah fitrah manusia, dengan fitrah itu manusia bergolak mencari dan merindukan tuhan, dari mulai bentuk yang dangkal dan bersahaja, berupa perasaan sampai ke tingkat yang lebih tinggi berupa penggunaan akal (Filsafat).
Boleh jadi fitrah ini sesekali ke tutup kabut kegelapan sehingga nampak manusia tidak mau tau siapa penciptanya, namun kekuatan fitrah ini tidak dapat di hapuskan sama sekali, dia sewaktu-waktu muncul ke permukaan lautan kesadaran memanifestasikan kecenderungan merindukan tuhannya yang begitu baik budi dan betapa bahagianya para pencari tuhan yang merindukan penciptanya, ketika mereka disambut mesra, oleh tuhannya,dalam bentuk petunjuk yang diwahyukan oleh rasulnya, di sinilah terdapat perpaduan antara naluri, akal dan wahyu yang membuahkan ma’rifat pengenalan terhadap Allah dengan sebenar-benarnya. Oleh karenanya perlu sekali seorang muslim ketika memahami suatu ajaran islam dengan menggunakan metode pendekatan filsafat untuk mengetahui makna sesungguhnya dari yang tersembunyi.
B.     Rumusan Masalah
Setelah membaca dari latar belakang permasalahan di atas maka dapat penulis ambil rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu: “Bagaimana peranan metode Filsafat dalam memahami ajaran Islam?”

C.     Sistematika
 Makalah ini disusun dengan sistematika pembahasan yang meliputi: BAB I : PENDAHULUAN Menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah dan sistematika penulisan; BAB II : PEMBAHASAN Membahas tentang Pengertian filsafat Islam dan bagaimana metode filsafat dalam memahami ajaran islam. BAB III : KESIMPULAN menyajikan jawaban dari rumusan masalah.  
BAB 1I
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Filsafat Islam
Telah dimaklumi bahwa peradaban Yunani pada umumnya sangat menarik perhatian kaum muslimin, terutama sesudah adanya penerjemahan buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab sejak zaman Al-Mansur (kurang lebih pertengahan abad 1 H) sampai di antara ilmu Yunani yang menarik kaum muslimin ialah retorica Yunani yang sangat mempengaruhi retorika Arab. Filsafat Yunani juga tidak kalah pengaruhnya karena bukan saja di kalangan mutakallimin yang hanya mengambilnya sebagai alat memperkuat dalil-dalil kepercayaan Islam dalam menghadapi lawan-lawannya, tetapi juga di kalangan mereka yang terkenal dengan nama filosof-filosof Islam, seperti al-Kindy, al-Faraby, Ibnu Sina, dan lain-lain. Berbeda dengan mutakallimin, mereka mengambil seluruhnya filsafat Yunanidan mempertemukannya dengan ajaran-ajaran agama islam yang menurut lahirnya berlawanan.
Memang filsafat Yunani sudah lama masuk di kalangan kaum muslimin sebelum masa al-Kindy, baik yang langsung dari Yunani, maupun yang melalui orang-orang Masehi Nesturiah dan Ya’kubiyah. Akan tetapi orang yang mempelajari filsafat Yunani secara keseluruhan yang berhak dinamakan filosof Islam baru al-Kindy. Perhatian pada filsafat memuncak pada zaman Khalifah Al-Makmun (813-833) putra Harun Al-Rasyid. Utusan-utusan yang dikirim ke Kerajaan Bizantium mencari Manuskrip yang kemudian dibawa ke Baghdad dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Untuk keperluan penerjemahan itu AL-Makmun mendirikan Bait al-Hikmah (Widya Graha) di Baghdad yang dipimpin oleh Hunain bin Ishak, seorang penganut agama Kristen yang berasal dari Hirah, ia pernah pergi ke Yunani dan belajar bahasa Yunani, di samping menguasai bahasa Syiria (suryani) yang di zaman itu merupakan salah satu bahasa ilmiah. Sebagian besar karya Aristoteles, Plato dan buku-buku mengenai Neo-Platonisme diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Pada permulaannya tradisi pelajaran ilmu agama di bawah pengaruh terjemahan-terjemahan bahasa Arab, karya-karya filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani abad ke-2/8, bercabang dan mengembang ke dalam gerakan pemikiran ilmu pengetahuan dan filsafat yang kukuh dan cemerlang yang menghasilkan karya-karya bernilai besar dan orisinal dari abad ke-3/9 hingga abad ke 6/12. dampaknya atas pemikiran islam dan perkembangannya dengan cara penyerapan dan bereaksi. Sebagaimana pengganti doktrin-doktrin filsafat individual yang diberikan oleh sejumlah filosof.
B.       Pengertian Agama
Kata “Agama” berasal dari kata sanksekerta,yang asal katanya A dan Gama, A artinya “tidak” dan Gama artinya kocar-kacir atau berantakan, Yang dapat kita simpulkan Agama adalah tidak kocar-kacir ( Tidak berantakan ).

Menurut istilah Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan dan hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, yang di dalamnya mencangkup unsur kepercayaan kepada kekuatan gaib yang selanjutnya menimbulkan respons emosional dan keyakinan bahwa kebahagiaan hidup tersebut bergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan gaib tersebut.[1]

Pengertian agama menurut Harun Nasution yaitu :
1.      Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan yang harus dipatuhi.
2.      Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang menguasai manusia.
3.      Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan manusia.
4.      Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu
5.      Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib
6.      Pengakuan terhadap adanya kewajiban yang diyakini bersumber pada kekuatan gaib.
7.      Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan takut.
8.      Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan takut terhadap perasaan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
9.      Ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.[2]

“Pengertian Agama Menurut Prof.K.H.M Thaib thohir Abdul muin Adalah suatu peraturan tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal, dengan kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat”.[3]
Jadi Pengertian Agama Adalah suatu ajaran untuk mempercayai adanya kekuatan ghaib di luar diri manusia yang mengatur cara hidup, sistem tingkah laku manusia yang diwahyukan tuhan kepada seorang rasul untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.  Mengapa manusia harus beragama yaitu:
1.      Keterbatasan kemampuan manusia
2.      Memberikan makanan rohani
3.      Memenuhi tuntutan kita
4.      Menanggulangi kegelisahan
5.      Ingin bahagia
6.      Memelihara martabat manusia
7.      Sumber prinsip-prinsip hidup
8.      Sumber hukum
9.      Dengan adanya agama kita dapat mengenal Allah
10.  Dengan agama kita dapat mengenal manusia
11.  Memenuhi tujuan Allah menciptakan manusia
C.    Pengertian Filsafat
“Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta, dan kata shopos yang berarti ilmu atau hikmah”.[4] Dengan demikian pengertian filsafat secara bahasa berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Dalam hubungan ini al-Syaibani berpendapat bahwa:

Filsafat bukanlah hikmah itu sendiri melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya, untuk ini ia mengatakan bahwa filsafat berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha manautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.[5]

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang kebenaran, tentang bagaimana ilmu itu dipelajari secara mendalam.

Objek filsafat adalah mencari keterangan sedalam-dalamnya, di sinilah kita ketahui sesuatu yang ada atau yang berwujud yang menjadikan penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat menurut objeknya yaitu:
1.      Umum
2.      Mutlak
3.      Cosmologia
4.      Antropologia
5.      Etika
6.      Logika
Filsafat Agama merupakan bagian filsafat ketuhanan, filsafat ketuhanan termasuk filsafat sistematis yang mempelajari Cosmologia, manusia dengan Tuhannya. Filsafat ketuhanan ( Theologi Filsafat ) yaitu hikmah kebijaksanaan menggunakan akal pikiran dalam menyelidiki ada dan esanya Tuhan. Untuk pembahasan secara khusus biasanya istilah teologi dikaitkan dengan keterangan kualifikasi, misalnya: theology Kristen, theology protestan, theology budha, theology hindu, dan theology islam. Dalam pembahasan makalah ini kami akan mengkhususkan pada pembahasan theology islam. Dan di dalam agama islam terdapat istilah ilmu tauhid dan ilmu kalam, untuk membahas masalah ketuhanan adalah tauhid ( mengesakan dan menganggap satu).
Menurut A.Hanafi ilmu kalam adalah “ilmu berisi alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dan kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dan ahli sunah”.[6]
Al-Quran adalah pedoman bagi umat manusia untuk menjalani kehidupan ini sesuai dengan tuntunan Rabbnya, karena di dalam Al-Quran semua permasalahan diatur dengan baik. Al-Quran juga merupakan firman-firman Allah penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya, yang di dalamnya tidak hanya berisi tentang tauhid saja tetapi di dalamnya mengajarkan hikmah dan juga terdapat alasan-alasan yang dapat diterima secara logika. Dengan kata lain bahwa doktrin adanya Tuhan tidak hanya disuruh percaya begitu saja tetapi sebelum itu diberikan kesempatan berpikir lurus.
Rasio (akal) merupakan salah satu dari perangkat anugerah (hidayah) yang diberikan Tuhan kepada manusia. Di dalam Al-quran terdapat banyak ayat dalam bentuk yang bervariasi menyuruh manusia menggunakan akalnya dengan baik, memikirkan alam di samping mengingat dan menyebut Penciptanya Allah SWT. Ada beberapa ayat yang memerintahkan manusia menggunakan akalnya untuk memikirkan alam ini, yaitu surat Al-Hajj 22:46,Al-Imron 3:190-191,Ar-Rum 30: 8, Al-Ankabut 29:43,Al-Arof 7: 185,Al-Qof 50: 6-11,dan Al- Fatir 3: 27-28.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa mengartikan agama dengan menggunakan ilmu filsafat adalah filsafat sebagai media untuk manusia mencari makna Tuhan atau ma’rifatullah secara mendalam, dan menggunakan logikanya sebagai alat pencari makna islam itu sendiri. Tetapi yang perlu digarisbawahi, logika manusia memiliki keterbatasan. Sehingga Al-Quran tidak semua ayatnya dapat di terjemahkan secara logika, contohnya saja ayat tentang ruh.
D.    Pendekatan filosofis
Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas dan inti yang terdapat di balik yang bersifat lahiriah. Sebagai contoh, kita jumpai berbagai bentuk rumah dengan kualitas yang berbeda, tatapi semua rumah itu intinya adalah sebagai tempat tinggal. Kegiatan berpikir untuk menemukan hakikat itu dilakukan secara mendalam .berpikir secara filosofis tersebut selanjutnya dapat digunakan dalam memahami ajaran agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami secara seksama.
Pendekatan Filosofis yang demikian itu sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Misalnya dalam buku yang berjudul Hikmah Al-Taasyri’ Walfalsafalatuhu yang ditulis oleh Muhamad Al-Jurjawi. Dalam buku tersebut Al-urjawi berupaya mengungkapkan hikmah yang terdapat di balik ajaran-ajaran agama Islam. Agama misalnya mengajarkan agar melaksanakan shalat berjamaah. Tujuannya antara lain agar seseorang merasakan hikmahnya hidup secara berdampingan dengan orang lain. Melalui pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan terjebak pada pengalaman agama yang bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama dengan susah payah tapi tidak memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti. Yang mereka dapatkan dari pengalaman agama tersebut hanyalah pengakuan formalistik, misalnya sudah haji, sudah menunaikan rukun Islam yang kelima, dan berhenti sampai di situ. Mereka tidak dapat merasakan nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Namun demikian, pendekatan filosofis ini tidak berarti menafikan atau menyepelekan bentuk pengalaman agama secara formal. Filsafat mempelajari segi batin yang bersifat esoterik. Sedangkan bentuk (formal) memfokuskan segi lahiriah yang bersifat eksoterik.

Menurut Musa Asy’ari Filsafat islam dapatlah diartikan sebagai kegiatan pemikiran yang bercorak islami, islam di sini menjadi jiwa yang mewarnai suatu pemikiran, filsafat disebut islam bukan karena yang melakukan aktivitas kefilsafatan itu orang yang beragama islam, atau orang yang berkebanggaan Arab atau dari segi obyeknya yang membahas mengenai pokok-pokok keislaman.[7]

Menurut Al-Kindi falsafah dan agama samawi tidak bisa bertentangan. Falsafah membahas kebenaran dan wahyu membawa informasi tentang kebenaran dan wahyu membawa informasi tentang kebenaran. Di sinilah terletak persamaan antara falsafah dan agama, keduanya sama-sama membahas kebenaran. Selanjutnya, agama di samping wahyu mempergunakan akal dan falsafah menggunakan akal pula. Falsafat membahas kebenaran pertama (al-haqq al-awwal) dan agama itulah pula yang dijelaskannya. Tuhan ialah Al-Haqq Al-Awaal. Falsafah yang paling tinggi ialah falsafah yang membahas Al-Haqq Al-Awwal itu. Membahas Tuhan itu diwajibkan dalam Islam. Oleh karena itu mempelajari filsafat dalam islam tidak dilarang.
Al-Farabi juga berpendapat demikian. tetapi baginya falsafah dapat mengganggu keyakinan orang awam. Oleh karena itu ia mengatakan bahwa falsafat tidak boleh dibocorkan dan tak boleh sampai ke tangan orang awam.
Kalau filosof-filosof berpendapat bahwa filsafat tidak boleh jatuh ke tangan orang awam, Al-Ghazali lebih dari itu mengatakan bahwa teologi pun tidak boleh disampaikan pada mereka. Bukan hanya filsafat yang dapat mengacaukan keyakinan, bahkan ilmu kalam dapat mengacaukan iman seseorang. Karena dalam memahami agama para filosof (kaum khawas) menggunakan arti batin yang tidak boleh disampaikan kepada orang awam yang menggunakan arti lahir.


BAB III
KESIMPULAN

Agama Adalah suatu ajaran untuk mempercayai adanya kekuatan gaib di luar diri manusia yang mengatur cara hidup, sistem tingkah laku manusia yang diwahyukan tuhan kepada seorang rasul untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang kebenaran, tentang bagaimana ilmu itu dipelajari secara mendalam.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa mengartikan agama dengan menggunakan ilmu filsafat adalah filsafat sebagai media untuk manusia mencari makna Tuhan atau ma’rifatullah secara mendalam, dan menggunakan logikanya sebagai alat pencari makna islam itu sendiri. Tetapi yang perlu digarisbawahi, logika manusia memiliki keterbatasan. Sehingga Al-Quran tidak semua ayatnya dapat di terjemahkan secara logika, contohnya saja ayat tentang ruh.



DAFTAR PUSTAKA

A.    Hanafi, Theologi Islam (Ilmu Kalam), (Jakarta, Bulan Bintang, tt), cet. III

Zaini Syahminan. Drs, Mengapa Manusia Harus Beragama, (Jakarta, Kalam Mulia,1986), Cet 1

Ya’qub Hamzah. H. Dr, Filsafat Agama Titik Temu Akal Dengan Ilmu. (Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya,1992)

Harifuddin. H. Drs, Rasjidi. M. H.Dr. Prof, Islam Untuk Disiplin Ilmu Filsafat. (Jakarta, Bulan Bintang, 1988)

Abidin Nata, Metode Studi Islam, (Jakarta, Pt. Raja Grafindo Persada, 2004)

Louis O. Kattsof, Pengantar Filsafat (terj) Soejono Soemargono dari judul asli Element Of Philosophy, (Yogyakarta, Bayi Indra Grafika, 1989), cet. Ke-6

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta, Jilid I, UI Press, 1979)


Prof.K.H.M Thaib thohir Abdul muin, Ilmu Kalam, (Jakarta, Widjaya, 1986), cet. VIII

Omar Mohammad at-Toumy al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam (terj Hasan Langgulung dari judul asli Falsafat at-Tarbiyah al-Islamiyah, (Jakarta, Bulan Bintang, 1979), cet. I

Musa Asy’ari, Filsafat Islam Suatu Tinjauan Ontologis, (Yogyakarta, Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992), cet. I



[1] Abidin Nata, Metode Studi Islam,(Jakarta, Pt. Raja Grafindo Persada) 2004), h. 15
[2] Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta UI Press, 1979), h. 9-10
[3] Prof.K.H.M Thaib thohir Abdul muin, Ilmu Kalam,(Jakarta, Widjaya, 1986), cet. VIII, h. 121
[4] Louis O. Kattsof, Pengantar Filsafat (terj) Soejono Soemargono dari judul asli Element Of Philosophy, (Yogyakarta, Bayi Indra Grafika, 1989), cet. Ke-6, h. 11
[5] Omar Mohammad at-Toumy al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam (terj Hasan Langgulung dari judul asli Falsafat at-Tarbiyah al-Islamiyah, (Jakarta, Bulan Bintang, , 1979), h. 25, cet. I
[6] A.Hanafi, Theologi Islam (Ilmu Kalam), (Jakarta, Bulan Bintang), tt, h. 10, cet. III
[7] Musa Asy’ari, Filsafat Islam Suatu Tinjauan Ontologis, (Yogyakarta, Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992), cet. I, h. 13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AMPUN KESUPEN KRITIK DAN SARANNYA...