Alamat

Nama: Ridwan Sururi, S.Pd.I. Alamat: Jl. Pesantren Mathla'ul Falah no 412. Sindang Anom Kec. Sekampung Udik Kab. Lampung Timur. email. abu.hanan17@gmail.com. Facebook. Ridwan Sururi. HP. 085233552224

Kamis, 16 Mei 2013

MAKALAH APLIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. PASCA IAIN RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG. RIDWAN SURURI SINDANG ANOM SEKAMPUNG UDIK LAMPUNG TIMUR. DAYAMURNI. PUGUNG RAHARJO


MAKALAH
APLIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Oleh:
Nama                      : Ridwan Sururi
NPM                       : 1222010030
Semester                 : 2 (dua)
Program                  : Ilmu Tarbiah
Konsentrasi             : Pendidikan Agama Islam
Mata Kuliah            : Strategi dan Metodologi Pembelajaran

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Strategi dan Metodologi Pembelajaran

DOSEN PENGAMPU
1.      Prof. Dr. H. YURNALIS ETEK
2.      Prof. Dr. Hj. JUSNIMAR UMAR, M.Pd
 








IAIN RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG
PROGRAM PASCA SARJANA (PPs)
KELOMPOK YASRI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2013

KATA PENGANTAR
            Hamdan lillah puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, inayah dan ridanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan  pembuatan makalah yang berjudul “Aplikasi Strategi Pembelajaran PAI”.
            Pembuatan makalah ini sebagai  tugas individu  penulis dalam mengikuti perkuliahan  Mata Kuliah Strategi dan Metodologi Pembelajaran Asuhan Bapak Prof. Dr. H. Yurnalis Etek dan Prof. Dr. Hj. Jusnimar Umar, M.Pd  pada Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Bandar Lampung konsentrasi Pendidikan Agama Islam.
            Penulis menyadari, pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya pembuatan-pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya.

Bandar Lampung,    April  2013
                                                                                           Penulis
                                                                                     
                                                                                ( RIDWAN SURURI )


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................         i
KATA PENGANTAR ..................................................................................        ii
DAFTAR ISI...................................................................................................       iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................        1
B. Rumusan masalah..................................................................................        1
C. Tujuan...................................................................................................        1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran PAI..................................................        2
B. Pembelajaran Debat Aktif.....................................................................        2
C. Tujuan Debat Aktif...............................................................................        3
D. Aspek-aspek Debat Aktif.....................................................................        4
E. Langkah-langkah Metode Debat Aktif.................................................        6
F. Kelemahan dan Kelebihan Metode Debat Aktif...................................        6
G. Pembelajaran Silent Demonstration......................................................        7
H. Langkah-langkah Pembelajaran Silent Demonstration.........................        9
I. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Silent Demonstration   10

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................      12
B. Saran.....................................................................................................      12

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu investasi sumber daya manusia, di mana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia untuk berprestasi di bidangnya. Pembelajaran PAI sebagai bagian dari pendidikan, umumnya memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan,  khususnya  di  dalam  menghasilkan  peserta  didik  yang  berkualitas yaitu  manusia  yang mampu  berpikir  kritis, kreatif, logis dan berinisiatif  dalam menanggapi  isu di masyarakat  yang  diakibatkan  oleh  isu perkembangan  sains. Hakikat  belajar  PAI  tidak  cukup  mengingat   dan  memahami   konsep  yang ditemukan ilmuwan. Hal yang sangat penting adalah membiasakan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Belajar memerlukan kegiatan berpikir dan berbuat untuk mewujudkan interaksi dalam kegiatan belajar mengajar. Peran   serta   guru   dalam   pembelajaran seharusnya sebagai pembimbing dan siswa menemukan sendiri konsep atau fakta yang akan dipelajarinya sehingga muncul sikap ilmiah siswa. Keterampilan proses penemuan sendiri akan lebih bermanfaat bagi siswa sehingga pengetahuan yang dimiliki sulit untuk dilupakan.
Strategi Pembelajaran Aktif debat dan  Silent  Demonstration  (demonstrasi  bisu)  merupakan  salah  satu  bagian dari active learning yang dapat meningkatkan keterampilan proses serta memenuhi aspek dalam ketrampilan proses itu sendiri. Guru menggunakan strategi Pembelajaran Aktif debat dan  Silent  Demonstration  dapat mendorong kesiapan siswa untuk belajar mendemonstrasikan prosedur dan diharapkan siswa untuk tetap menjaga perhatiannya karena guru hanya memberikan penjelasan serta komentarnya seminimal mungkin. Oleh karena itu dalam makalah ini akan saya jelaskan strategi pembelajaran aktif debat dan strategi pembelajaran silent demonstratiton.
B.    Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud pembelajaran Aktif Debat?
2.    Apa yang dimaksud pembelajaran Silent demonstratiton?
C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pembelajaran Aktif Debat?
2.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pembelajaran Silent demonstration?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Strategi Pembelajaran PAI
“Strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai setiap kegiatan yang di pilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu”.[1] “Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang di pilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu”.[2]
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan di gunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan di gunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

B.     Pembelajaran Debat Aktif
Di dalam era terbuka seperti sekarang ini, debat bisa menjadi sangat penting artinya. Debat memberikan kontribusi yang besar bagi kehidupan demokrasi tak terkecuali dalam dunia pendidikan. “Di dunia pendidikan, debat bisa menjadi metode berharga untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan terutama jika anak didik diharapkan mampu mengemukakan pendapat yang pada dasarnya bertentangan dengan diri mereka sendiri”.[3] Metode  debat  aktif  adalah  metode  yang  membantu  anak  didik menyalurkan ide, gagasan dan pendapatnya. “Kelebihan metode ini adalah pada daya membangkitkan keberanian mental anak didik dalam berbicara dan bertanggung jawab atas pengetahuan yang didapat melalui proses debat, baik di kelas maupun di luar kelas”.[4]

Proses debat aktif adalah suatu bentuk retorika modern yang pada umumnya tercirikan oleh adanya dua pihak atau lebih yang melangsungkan komunikasi  dengan  bahasa  dan  saling  berusaha  mempengaruhi  sikap  dan pendapat orang atau pihak lain agar mereka mau   melaksanakan, bertindak, mengikuti atau sedikitnya mempunyai kecenderungan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara atau penulis, dengan melihat jenis komunikasinya lisan atau tulisan.[5]

Debat  merupakan  forum  yang  sangat  tepat  dan  strategis  untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan mengasah keterampilan berbicara. Debat   juga   dapat   memberikan   kontribusi   yang   menguntungkan   bagi kehidupan manusia. “Dalam mengajar bila menggunakan teknik atau metode penyajian debat, ialah sebuah metode di mana pembicara dari pihak yang pro dan kontra menyampaikan pendapat mereka, dapat diikuti dengan suatu tangkisan atau tidak perlu dan anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat atau pembicara”.[6]

Debat   bisa   menjadi   metode   berharga   yang   dapat   mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta didik diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya sendiri. Ini  merupakan  metode  yang  secara  aktif  melibatkan  setiap  peserta  didik di dalam kelas bukan hanya para pelaku debatnya saja.[7]

C.    Tujuan Debat Aktif
Bahwasanya   metode debat merupakan metode pengajaran  yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.Tujuan utama dari metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu Keputusan”.[8] Menurut buku pengarang Ismail SM, M.Ag. Bahwasanya tujuan dari metode debat aktif ini adalahuntuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang kontroversial serta memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat”.[9] Secara sederhana debat aktif bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang atau pihak lain agar mereka mau percaya dan akhirnya melaksanakan, bertindak, mengikuti atau setidaknya mempunyai kecenderungan sesuai apa yang diinginkan dan dikehendaki oleh pembicara atau penulis, melihat jenis komunikasinya lisan atau tulisan.[10] Dengan demikian, debat merupakan sarana yang paling fungsional untuk menampilkan, meningkatkan dan mengembangkan komunikasi verbal dan melalui debat pembicara dapat menunjukkan sikap intelektualnya.

D.    Aspek-Aspek Debat Aktif

Aspek-aspek debat aktif adalah segi dalam debat yang memenuhi kelengkapan keberlangsungan debat. Berdasarkan urutan pada bagian sebelumnya, bahwa debat memiliki aspek yang harus diperhatikan karena merupakan bagian yang saling berkaitan antara satu dengan  yang lainnya. Adapun aspek-aspek dalam debat di antaranya adalah:[11]
a.         Tema. Tema adalah suatu hal yang merupakan masalah atau persoalan yang akan dibahas dan dikembangkan di dalam debat. Tema menjadi pokok pembicaraan dan hampir selalu melekat dan menjiwai seluruh proses debat. Sehingga tema harus dipilih dengan berbagai penyesuaian, agar debat tampak  hidup.  Tema  debat  sebaiknya  ditentukan  dan  dipublikasikan terlebih dahulu sebelum debat itu sendiri dilaksanakan. Tema debat akan lebih baik jika merupakan masalah yang menarik dan aktual atau diaktualisasikan untuk dapat mengundang pendapat kritis dan rasa ingin tahu pendengar. Untuk itu, sebuah tema dalam debat harus dapat membangkitkan prosedur niatan yang ada dalam jiwa seseorang terhadap hal atau tema yang dimaksud, pertama kali harus dapat menarik perhatian. Tema debat yang menarik perhatian akan mendatangkan minat dan hasrat akan muncul untuk mengetahui isi tema lebih lanjut. Jika isi tema telah atau sudah diketahui secara keseluruhan, maka akan diambil  suatu  Keputusan,  kemudian  tergerak  untuk  dilakukan  tindakan nyata sebagai wujud dari hasil pengambilan Keputusan.
b.        Moderator. Moderator adalah orang yang memimpin jalannya debat. Sebagai pemimpin, moderator bertindak memandu, menengahi, semacam mewasiti pembicaraan dalam debat. Menjadi seorang moderator dalam suatu debat sebenarnya tugas yang amat  berat,  yakni  memimpin  dan  mengarahkan  jalannya  keseluruhan proses debat. Moderator harus sungguh-sungguh menguasai bahan-bahan yang diperdebatkan. Dalam suatu proses debat, moderator harus bersikap netral serta tegas dalam menegakkan ketertiban, sopan santun dan disiplin dalam menggunakan waktu. Namun dalam hal-hal tertentu moderator juga dituntut mampu bersikap persuasive bahkan kalau diperlukan harus mampu menciptakan suasana yang segar misalnya melalui humor yang sehat. Di samping itu, seorang moderator harus mempunyai kepribadian yang mantap agar dapat menghadapi kesulitan yang kerap muncul dalam proses debat. Mengingat tugas yang harus dipikul, maka untuk menunjuk moderator dalam suatu debat harus dipilih seseorang  dengan kriteria-kriteria  yang dapat   dipenuhi,   paling   tidak   mendekati   kriteria-kriteria   yang   sudah dijabarkan di atas.
c.         Peserta. Peserta  adalah  orang  yang  mengambil  peran  dan  terlibat  langsung untuk menyumbangkan gagasan dalam sebuah debat. Peserta debat bisa terdiri dari perseorangan atau kelompok. Peserta dibagi ke dalam dua pihak atau lebih yang berseberangan, yaitu pihak pendukung dan pihak penyangkal. Pihak pendukung harus mengajukan usul negatif atau sanggahan terhadap kandungan tema yang disuguhkan dalam debat. Dalam suatu debat, peserta merupakan komunikator atau pembicara yang bertugas untuk meyakinkan pendengar melalui usul-usul mereka.
d.        Pendengar. Debat dapat saja dihadiri oleh para pendengar dari berbagai kalangan, para pendengar dituntut untuk memperhatikan jalannya perdebatan secara aktif, karena pada akhir debat para pendengar biasanya di minta untuk menyampaikan  opini  atau  pemberian  suara  terhadap  hasil  debat.  Oleh karena itu, pendengar harus dapat mengembangkan dirinya agar menjadi pendengar yang baik.
e.         Waktu. Pihak penyelenggara harus merancang alokasi waktu debat sesuai dengan kebutuhan, para peserta harus diberi kesempatan secukupnya untuk memaparkan  usul  mereka  secara  jelas.  Hendaknya  penjabaran  alokasi waktu dijabarkan kepada peserta debat terlebih dahulu sebelum debat dimulai.


E.     Langkah-Langkah Metode Debat Aktif

Langkah-langkah dalam metode ini adalah sebagai berikut:[12]

a.    Kembangkan sebuah pernyataan yang kontroversial yang berkaitan dengan materi pelajaran.
b.    Bagi  kelas  ke dalam  dua  tim.  Mintalah  satu  kelompok  yang  pro  dan kelompok yang kontra.
c.    Berikutnya, buat dua sampai empat sub kelompok dalam masing-masing kelompok debat. Misalnya, dalam kelas dengan 24 orang peserta didik, anda dapat membuat tiga sub kelompok pro dan tiga kelompok kontra yang  masing-masing  terdiri  dari  empat  orang.  Setiap  sub  kelompok diminta mengembangkan argumen yang mendukung masing-masing posisi,  atau  menyiapkan  argumen  yang  bisa  mereka  diskusikan  dan seleksi.  Di  akhir  diskusi,  setiap  sub  kelompok  memilih  seorang  juru bicara.
d.   Minta setiap kelompok untuk menunjuk wakil mereka, dua atau tiga orang sebagai juru bicara dengan posisi duduk saling berhadapan.
e.    Siapkan dua sampai empat kursi untuk para juru bicara pada kelompok pro dan jumlah kursi yang sama untuk kelompok yang kontra. Siswa yang lain duduk di belakang juru bicara.
f.       Setelah mendengar argumen pembuka, hentikan debat dan kembali ke sub kelompok untuk mempersiapkan argumen, mengkaunter argumen pembuka dari kelompok lawan. Setiap sub kelompok memilih juru bicara, usahakan yang baru.
g.    Lanjutkan  kembali  debat.  Juru  bicara  yang  saling  berhadapan  diminta untuk memberikan counter argument. Ketika debat berlangsung, peserta yang lain didorong untuk memberikan catatan yang berisi usulan argumen atau bantahan. Minta mereka bersorak atau bertepuk tangan untuk masing-masing argumen dari para wakil kelompok.
h.    Pada  saat  yang  tepat  akhiri  debat.  Tidak  perlu  menentukan  kelompok mana  yang  menang,  buatlah  kelas  melingkar.  Pastikan  bahwa  kelas

F.     Kelemahan dan Kelebihan Metode Debat Aktif

Bila kita teliti penggunaan teknik dengan metode debat aktif, memang memiliki keunggulan-keunggulan atau kelebihan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:[13]

a.       Dengan perdebatan yang sengit akan mempertajam hasil pembicaraan.
b.       Kedua segi permasalahan dapat disajikan, yang memiliki ide dan yang mendebat atau menyanggah sama-sama berdebat untuk menemukan hasil yang lebih tepat mengenai suatu masalah.
c.       Siswa dapat terangsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok, asal terpimpin sehingga analisa itu terarah pada pokok permasalahan yang di kehendaki bersama.
d.      Dalam pertemuan debat itu siswa dapat menyampaikan fakta dari kedua sisi masalah, kemudian diteliti fakta mana yang benar atau valid dan bisa dipertanggung jawabkan.
e.       Karena terjadi pembicaraan aktif, maka akan membangkitkan daya tarik untuk turut berbicara, turut berpartisipasi mengeluarkan pendapat.
f.        Bila masalah yang diperdebatkan menarik, maka pembicaraan itu mampu mempertahankan minat anak untuk terus mengikuti perdebatan itu. Tereintegrasi dengan meminta mereka duduk berdampingan dengan mereka yang  berada  di  kelompok  lawan.  Diskusikan  apa  yang  peserta  didik pelajari dari pengalaman debat tersebut. Minta peserta didik untuk mengidentifikasikan argumen yang paling baik menurut mereka.
g.       Untungnya pula metode ini dapat dipergunakan pada kelompok besar.


Tetapi dalam pelaksanaan metode debat ini kita juga menemukan sedikit kelemahan, hal mana bila dapat diatasi. Guru akan mampu menggunakan metode ini dengan baik. Kelemahan itu diantaranya adalah:[14]

a.       Didalam pertemuan ini kadang-kadang keinginan untuk menang mungkin terlalu besar, sehingga tidak memperhatikan pendapat orang lain.
b.      Kemungkinan lain diantara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang yang berdebat.
c.       Dengan  metode  debat  membatasi  partisipasi  kelompok,  kecuali  kalau diikuti dengan diskusi.
d.      Karena  sengitnya  perdebatan  bisa  terjadi  terlalu  banyak  emosi  yang terlibat, sehingga debat itu semakin gencar dan ramai.
e.       Agar  bisa  dilaksanakan  dengan  baik  maka  perlu  persiapan  yang  teliti sebelumnya.


G.    Pembelajaran Silent Demonstration
Penerapan strategi silent demonstration dapat mendorong siswa untuk mengamati atau melakukan observasi selama proses pembelajaran, menerapkan konsep atau prinsip, interpretasi, mengomunikasikan hasil percobaan baik secara lisan maupun tertulis serta mengajukan  pertanyaan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat melaksanakan sebuah prosedur (step-by-step) yaitu dengan melakukan percobaan atau praktikum.
“Strategi  Silent  Demonstration  (demonstrasi  bisu)  merupakan  salah  satu  bagian dari active learning yang dapat meningkatkan keterampilan proses PAI serta memenuhi aspek dalam keterampilan proses PAI itu sendiri”.[15] Guru menggunakan strategi Silent Demonstration dapat mendorong kesiapan siswa untuk belajar mendemonstrasikan prosedur dan diharapkan siswa untuk tetap menjaga perhatiannya karena guru hanya memberikan penjelasan serta komentarnya seminimal mungkin. Keterampilan proses PAI yang digunakan tergolong keterampilan   proses   PAI   dasar   yang   meliputi   keterampilan    mengamati, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan, interpretasi dan berkomunikasi. Siswa dituntut untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan penemuan  konsep yang berkaitan dengan keterampilan  proses sehingga pembelajaran  akan lebih bermakna dan dengan pengetahuan yang dimiliki akan sulit untuk dilupakan. Strategi ini juga mendorong siswa untuk tetap menjaga perhatian, karena siswa akan memperhatikan  guru dalam menggerakkan prosedur dan guru hanya memberikan penjelasan atau komentar seminimal mungkin. Peran guru dalam strategi silent demonstration adalah melakukan sebuah prosedur dengan memberikan penjelasan dan komentar seminimal mungkin atau tanpa penjelasan, sehingga akan membangun kesiapan siswa untuk belajar. Akhir dari strategi ini adalah menantang peserta didik untuk melakukan seluruh prosedur tanpa bantuan siapapun.
“Membaca adalah salah satu keahlian terpenting dipelajari oleh siswa selain speaking, listening, and writing, karena dengan membaca siswa dapat menambah ilmu pengetahuannya”.[16] Siswa juga biasa mendapatkan informasi sebanyak mungkin dengan membaca. untuk dapat menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan informasi sebanyak mungkin dengan  baik. Namun pada dasarnya, sebagian siswa terutama siswa Sekolah Menengah Atas belum biasa membaca kalimat Bahasa Inggris dengan baik. Adapun sebagian siswa dapat membaca kalimat Bahasa Inggris dengan baik tapi mereka tidak tahu makna dari apa yang dibacanya tersebut.
Dalam penggunaan strategi ini,  Siswa diberikan sebuah prosedur  teks, setelah itu siswa diminta untuk memperhatikan guru dalam mengerjakan prosedur tersebut, setelah guru selesai mengerjakan prosedur tersebut bentuk siswa dalam kelompok (berpasangan), demonstrasikan bagian pertama dari prosedur,usahakan tidak terlalu banyak memberi penjelasan. Lalu guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan apa yang guru lakukan di depan kelas, akhiri dengan memberikan tantangan kepada siswa untuk melakukan prosedur dari awal sampai akhir tanpa bantuan guru. Dengan menggunakan strategi ini, siswa dapat memahami teks Bahasa Inggris dengan mudah karena siswa sudah mengetahui atau memiliki ide mengenai teks yang akan dibacanya. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa strategi ini dapat bermanfaat bagi siswa terutama bagi siswa sekolah menengah atas untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa terutama dalam  memahami isi teks yang dibaca oleh siswa.[17]

H.    Langkah-langkah Pembelajaran Silent Demonstration
1.      Menentukan materi/metode atau permasalahan pemodelan statistik yang akan dikaji.
2.      Mengelompokkan peserta didik dalam kelompok – kelompok kecil (2 – 3 orang).
3.      Mengajarkan/menunjukkan/menjelaskan kepada peserta didik seluruh langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut tanpa menjelaskan lebih lanjut mengapa langkah – langkah tersebut dilakukan.
4.      Meminta kepada setiap kelompok untuk melakukan langkah yang sama dan mendiskusikan atau mengobservasi terhadap langkah – langkah yang dilakukan. Selanjutnya, salah satu kelompok diminta untuk melakukan langkah yang sama dan koreksi dapat dilakukan jika diperlukan.
5.      Apabila peserta didik mengalami kesulitan, penjelasan dapat diulang kembali sampai peserta didik menguasai materi.
6.      Selanjutnya di akhir pembelajaran, peserta didik diminta menyelesaikan secara mandiri suatu contoh soal atau kasus yang membutuhkan langkah – langkah yang telah dijelaskan sebelumnya.[18]

Beberapa variasi strategi pembelajaran aktif dapat dilakukan dengan memberikan terlebih dahulu suatu tugas terkait materi/metode atau permasalahan pemodelan statistik, di awal proses pembelajaran untuk mencoba secara mandiri semua langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Strategi ini dapat digunakan untuk mengajar langkah-langkah suatu proses atau keterampilan yang lain. Dengan mendemonstrasikan langkah-langkah suatu prosedur dengan cara diam (bisu), anda mendorong peserta didik untuk tetap menjaga perhatian. “Strategi ini dapat digunakan dengan baik untuk mengajarkan keterampilan atau materi-materi yang menurut kerja psikomotorik”.[19] Langkah-langkah penerapan Silent Demonstration dapat juga dilakukan dengan:

1.      Tentukan prosedur atau langkah-langkah yang akan diajarkan kepada siswa.
2.      Mintalah kepada siswa untuk memperhatikan anda mengerjakan prosedur tertentu. Lakukan dengan penjelasan atau komentar yang seminim mungkin. Tugas anda di sini adalah memberikan gambaran visual tentang prosedur tersebut. Jangan terlalu berharap siswa akan banyak mengingat apa yang anda kerjakan. Dalam kesempatan ini anda hanya dituntut membangun kesiapan belajar mereka.
3.      Bentuk siswa menjadi pasangan-pasangan. Demonstrasikan lagi bagian peserta dari prosedur, usahakan tidak terlalu banyak memberi penjelasan. Minta masing-masing pasangan untuk mendiskusikan apa yang mereka saksikan dari demonstrasi sang guru.
4.      Minta beberapa orang untuk menjelaskan apa yang anda lakukan. Jika siswa masih kesulitan, ulangi lagi demonstrasi anda, komentari observasi yang benar.
5.      Akhiri dengan memberi tantangan kepada siswa untuk melakukan prosedur dari awal sampai akhir.[20]

I.       Kelebihan dan Kekurangan metode pembelajaran Silent Demonstration:
Kelebihan dari metode Silent Demonstration adalah:
1.    Membuat peserta didik berkonsentrasi dan memperhatikan dengan baik dan benar apa yang didemonstrasikan oleh gurunya.
2.    Siswa menjadi lebih mengerti akan maksud dari isi materi yang disampaikan oleh guru.
Kekurangan metode pembelajaran Silent Demonstration adalah:
1.    Sering terjadi kesalahan penafsiran praktek (demonstrasi) yang dilakukan guru oleh siswa.
2.    Tidak semua materi dapat dilakukan atau digunakan dalam metode ini.
3.    Perlu dilakukan berulang-ulang, hingga siswa benar-benar mengerti.[21]



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

  1. Metode  debat  aktif  adalah  metode  yang  membantu  anak  didik menyalurkan ide, gagasan dan pendapatnya. “Kelebihan metode ini adalah pada daya membangkitkan keberanian mental anak didik dalam berbicara dan bertanggung jawab atas pengetahuan yang didapat melalui proses debat, baik di kelas maupun di luar kelas
  2. Strategi  Silent  Demonstration  (demonstrasi  bisu)  merupakan  salah  satu  bagian dari active learning yang dapat meningkatkan keterampilan proses PAI serta memenuhi aspek dalam keterampilan proses PAI itu sendiri”. Guru menggunakan strategi Silent Demonstration dapat mendorong kesiapan siswa untuk belajar mendemonstrasikan prosedur dan diharapkan siswa untuk tetap menjaga perhatiannya karena guru hanya memberikan penjelasan serta komentarnya seminimal mungkin. Keterampilan proses PAI yang digunakan tergolong keterampilan   proses   PAI   dasar   yang   meliputi   keterampilan    mengamati, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan, interpretasi dan berkomunikasi. 

B.     Saran
Seorang pendidikan harus mempunyai beberapa strategi dalam mengajar apabila hal ini terpenuhi akan terlahirnya generasi yang maju. Oleh karena itu, kami penulis membuat makalah ini agar semua pihak dapat memahami beberapa strategi pembelajaran dengan baik. Saran untuk semua pihak, memanfaatkan media ini sebaik-baiknya untuk membangun bangsa yang tercinta ini.



DAFTAR PUSTAKA

Andi Subari, Seni Negoisas, (Jakarta: Efhar, 2002)


Ardi Santoso, Menang Dalam Debat, (Semarang: Elfhar, 2004)


Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori  dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2011, h. 115




http://jurnal.stkip-pgrisumbar.ac.id/DOSING/index.php/MHSING20121/article/view/13/ 18/04/2013/14.30





Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (ttp, tp,tt)


Ismail SM. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail MediaGroup,2008)


Melvin. Silberman,  Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif,  (Bandung: Nusa Media, 2006)


Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008)


Skripsi, Zainul Arifin, Urgensi Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif Dalam Meningkatkan Keberanian Berbicara Siswa Pada bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Darussalam Kelas 2 Surabaya, 2007


Tri Nesia Nurhrmy, Penerapan Active Learning Dengan Silent Demonstration, (Surakarta, ttp, 2012)


Wina  Sanjaya,  Strategi  Pembelajaran  Berorientasi  Standar  Proses  Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009)


[1] Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Pembelajaran yang Aktif dan Kreatif (Jakarta : PT. Bumi Aksara, Cet. III, 2008) hlm. 1
[3] Melvin. Silberman,  Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif,  (Bandung: Nusa Media, 2006), h.141
[4] Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (ttp, tp,tt), h.38
[5] Ardi Santoso, Menang Dalam Debat, (Semarang: Elfhar, 2004), h.1.
[6] Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 148.
[7] Hisyam Zaini dkk, Opcit, h. 38.
[8] Wina  Sanjaya,  Strategi  Pembelajaran  Berorientasi  Standar  Proses  Pendidikan,  (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h. 154.
[9] Ismail SM. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail MediaGroup,2008), h. 81.
[10] Andi Subari, Seni Negoisas, (Jakarta: Efhar, 2002), h. 22.
[11] Skripsi, Zainul Arifin, Urgensi Penerapan Metode Pembelajaran Debat Aktif Dalam Meningkatkan Keberanian Berbicara Siswa Pada bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Darussalam Kelas 2 Surabaya, 2007, h. 45.
[12] Hisyam Zaini dkk, Opcit,  h. 38-39.
[13] Roestiyah NK. Opcit,  h. 148.
[14] Ibid ., h. 49.
[15] Tri Nesia Nurhrmy, Penerapan Active Learning Dengan Silent Demonstration, (Surakarta, ttp, 2012), h. 3
[16]http://jurnal.stkip-pgrisumbar.ac.id/DOSING/index.php/MHSING20121/article/view/13/ 18/04/2013/14.30
[18] http://irwansusanto.staff.mipa.uns.ac.id/2011/08/19/learningstrategy-r/18/04/2013/14.30
[19] Hisyam Zaini, Opcit, h. 79
[20] Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori  dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR), 2011, h. 115

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AMPUN KESUPEN KRITIK DAN SARANNYA...