MAKALAH
“APLIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
Oleh:
Nama :
Ridwan Sururi
NPM : 1222010030
Semester : 2 (dua)
Program : Ilmu Tarbiah
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
Mata
Kuliah : Strategi dan
Metodologi Pembelajaran
Di Ajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mandiri
Strategi dan
Metodologi Pembelajaran
DOSEN PENGAMPU
1.
Prof. Dr. H. YURNALIS ETEK
2.
Prof. Dr. Hj. JUSNIMAR UMAR, M.Pd
IAIN RADEN INTAN
BANDAR LAMPUNG
PROGRAM PASCA
SARJANA (PPs)
KELOMPOK YASRI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2013
KATA
PENGANTAR
Hamdan lillah puji syukur saya
panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, inayah dan ridanya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul “Aplikasi Strategi Pembelajaran PAI”.
Pembuatan makalah ini sebagai tugas individu penulis dalam mengikuti perkuliahan Mata Kuliah Strategi dan Metodologi
Pembelajaran Asuhan Bapak Prof. Dr. H. Yurnalis Etek dan Prof. Dr. Hj. Jusnimar
Umar, M.Pd pada Program Pasca Sarjana
IAIN Raden Intan Bandar Lampung konsentrasi Pendidikan Agama Islam.
Penulis menyadari, pembuatan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat saya harapkan demi sempurnanya pembuatan-pembuatan makalah berikutnya.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan bagi penulis
khususnya.
Bandar
Lampung, April 2013
Penulis
( RIDWAN
SURURI )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan
masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Strategi Pembelajaran PAI.................................................. 2
B. Pembelajaran
Debat Aktif..................................................................... 2
C. Tujuan
Debat Aktif............................................................................... 3
D.
Aspek-aspek Debat Aktif..................................................................... 4
E.
Langkah-langkah Metode Debat Aktif................................................. 6
F. Kelemahan
dan Kelebihan Metode Debat Aktif................................... 6
G.
Pembelajaran Silent Demonstration...................................................... 7
H.
Langkah-langkah Pembelajaran Silent Demonstration......................... 9
I. Kelebihan
dan Kekurangan Metode Pembelajaran Silent Demonstration 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu investasi sumber daya manusia, di
mana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung
upaya manusia untuk berprestasi di bidangnya. Pembelajaran PAI sebagai bagian dari pendidikan, umumnya memiliki peranan penting dalam
peningkatan mutu pendidikan,
khususnya
di dalam menghasilkan
peserta didik
yang
berkualitas
yaitu manusia yang mampu
berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif
dalam menanggapi isu di masyarakat yang
diakibatkan oleh
isu perkembangan
sains. Hakikat belajar PAI
tidak
cukup
mengingat dan memahami konsep yang ditemukan ilmuwan. Hal
yang sangat penting adalah membiasakan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan
dan penelitian ilmiah.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat
menghasilkan perubahan
tingkah laku. Perubahan
tersebut terjadi karena usaha
sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Belajar memerlukan kegiatan berpikir dan
berbuat untuk mewujudkan interaksi
dalam kegiatan belajar mengajar. Peran
serta
guru
dalam
pembelajaran
seharusnya sebagai pembimbing dan siswa
menemukan sendiri konsep atau
fakta yang
akan dipelajarinya sehingga muncul sikap ilmiah siswa. Keterampilan proses penemuan sendiri akan lebih bermanfaat bagi
siswa sehingga pengetahuan yang dimiliki sulit untuk dilupakan.
Strategi Pembelajaran Aktif debat dan Silent
Demonstration (demonstrasi bisu) merupakan
salah satu
bagian dari active learning yang dapat meningkatkan keterampilan proses serta memenuhi aspek dalam ketrampilan proses itu
sendiri. Guru menggunakan
strategi Pembelajaran Aktif debat dan Silent
Demonstration dapat mendorong kesiapan siswa untuk belajar mendemonstrasikan prosedur dan
diharapkan siswa untuk tetap menjaga perhatiannya karena guru hanya memberikan penjelasan serta komentarnya
seminimal mungkin.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan saya jelaskan strategi pembelajaran
aktif debat dan strategi pembelajaran silent demonstratiton.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud pembelajaran
Aktif Debat?
2.
Apa yang dimaksud pembelajaran Silent
demonstratiton?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui yang dimaksud
dengan pembelajaran Aktif Debat?
2.
Untuk mengetahui yang dimaksud
dengan pembelajaran Silent demonstration?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran PAI
“Strategi
pembelajaran dapat di artikan sebagai setiap kegiatan yang di pilih, yaitu yang
dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya
tujuan pembelajaran tertentu”.[1]
“Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang di pilih untuk menyampaikan
metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu”.[2]
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah cara-cara yang akan di gunakan oleh pengajar untuk memilih
kegiatan belajar yang akan di gunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan
tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar,
kebutuhan, dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.
B. Pembelajaran Debat Aktif
Di
dalam era terbuka seperti sekarang
ini,
debat bisa menjadi sangat penting artinya. Debat memberikan kontribusi yang
besar bagi kehidupan
demokrasi tak terkecuali dalam dunia pendidikan. “Di
dunia pendidikan, debat bisa menjadi metode
berharga untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan terutama jika
anak didik diharapkan
mampu mengemukakan pendapat yang pada dasarnya bertentangan dengan diri mereka sendiri”.[3] Metode
debat
aktif
adalah metode yang membantu
anak
didik menyalurkan
ide, gagasan
dan pendapatnya. “Kelebihan
metode ini adalah pada daya membangkitkan keberanian mental anak didik dalam berbicara dan bertanggung jawab atas pengetahuan yang didapat melalui proses debat, baik
di kelas maupun di luar kelas”.[4]
Proses debat aktif adalah suatu bentuk retorika modern yang pada umumnya tercirikan oleh adanya dua pihak atau lebih yang
melangsungkan komunikasi dengan
bahasa dan
saling
berusaha mempengaruhi sikap dan
pendapat orang atau pihak lain agar mereka mau
melaksanakan, bertindak,
mengikuti atau sedikitnya
mempunyai kecenderungan sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh pembicara
atau penulis, dengan melihat jenis komunikasinya lisan atau
tulisan.[5]
Debat
merupakan forum yang
sangat tepat
dan
strategis untuk
mengembangkan kemampuan
berpikir dan
mengasah keterampilan
berbicara. Debat juga
dapat memberikan
kontribusi yang
menguntungkan bagi kehidupan
manusia. “Dalam mengajar
bila
menggunakan teknik atau metode penyajian debat, ialah sebuah metode di mana pembicara dari pihak yang
pro
dan kontra menyampaikan pendapat mereka, dapat diikuti dengan suatu tangkisan atau
tidak perlu dan anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat atau
pembicara”.[6]
Debat bisa menjadi metode
berharga yang dapat mendorong
pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta
didik diharapkan
mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya sendiri. Ini
merupakan
metode
yang secara
aktif
melibatkan
setiap peserta
didik
di dalam kelas
bukan hanya para pelaku debatnya saja.[7]
C.
Tujuan Debat Aktif
Bahwasanya metode
debat merupakan metode
pengajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu permasalahan. “Tujuan utama
dari
metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengetahuan siswa serta
untuk membuat suatu
Keputusan”.[8] Menurut buku pengarang Ismail SM, M.Ag. Bahwasanya tujuan dari metode
debat aktif ini adalah “untuk melatih peserta didik agar
mencari
argumentasi yang
kuat dalam memecahkan suatu masalah yang kontroversial serta memiliki sikap demokratis dan saling
menghormati terhadap perbedaan pendapat”.[9] Secara sederhana debat aktif bertujuan untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang
atau pihak lain agar mereka mau percaya dan akhirnya
melaksanakan, bertindak, mengikuti
atau setidaknya mempunyai
kecenderungan sesuai apa yang
diinginkan dan dikehendaki oleh pembicara
atau penulis, melihat jenis komunikasinya lisan atau
tulisan.[10] Dengan demikian, debat merupakan sarana yang paling fungsional untuk menampilkan, meningkatkan dan mengembangkan
komunikasi verbal dan
melalui debat pembicara dapat menunjukkan sikap intelektualnya.
D. Aspek-Aspek Debat Aktif
Aspek-aspek debat aktif adalah segi dalam debat yang
memenuhi kelengkapan keberlangsungan debat. Berdasarkan urutan pada
bagian sebelumnya, bahwa debat memiliki aspek yang harus diperhatikan karena
merupakan bagian yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Adapun aspek-aspek
dalam debat di antaranya adalah:[11]
a.
Tema.
Tema adalah suatu hal yang merupakan masalah atau persoalan yang
akan dibahas dan dikembangkan di dalam debat. Tema menjadi pokok pembicaraan dan hampir selalu melekat dan menjiwai seluruh proses debat.
Sehingga tema
harus dipilih dengan berbagai penyesuaian, agar
debat tampak
hidup.
Tema
debat sebaiknya ditentukan dan
dipublikasikan
terlebih dahulu sebelum debat
itu sendiri dilaksanakan. Tema debat akan lebih baik jika merupakan masalah yang menarik dan aktual
atau diaktualisasikan
untuk dapat mengundang pendapat kritis dan rasa ingin tahu pendengar. Untuk
itu, sebuah tema dalam debat harus
dapat membangkitkan prosedur niatan yang ada dalam jiwa seseorang terhadap hal atau tema
yang dimaksud, pertama kali harus dapat menarik perhatian. Tema debat yang menarik perhatian akan mendatangkan minat dan hasrat akan muncul untuk mengetahui isi
tema
lebih lanjut. Jika
isi
tema telah atau
sudah diketahui secara keseluruhan, maka akan
diambil suatu
Keputusan, kemudian
tergerak untuk dilakukan
tindakan nyata sebagai wujud dari hasil pengambilan Keputusan.
b.
Moderator.
Moderator adalah orang yang
memimpin jalannya debat. Sebagai
pemimpin, moderator
bertindak memandu, menengahi, semacam
mewasiti pembicaraan dalam
debat.
Menjadi seorang moderator dalam suatu debat sebenarnya tugas yang
amat berat, yakni
memimpin dan
mengarahkan jalannya keseluruhan
proses debat. Moderator harus
sungguh-sungguh menguasai bahan-bahan yang diperdebatkan. Dalam suatu proses debat, moderator harus bersikap
netral serta
tegas dalam menegakkan ketertiban, sopan
santun dan disiplin dalam menggunakan waktu. Namun dalam hal-hal tertentu moderator
juga dituntut mampu bersikap persuasive bahkan kalau diperlukan harus mampu menciptakan suasana yang segar misalnya melalui humor yang sehat. Di samping itu, seorang moderator harus mempunyai kepribadian yang mantap agar dapat menghadapi kesulitan yang kerap muncul dalam proses
debat.
Mengingat tugas yang harus dipikul, maka untuk menunjuk
moderator dalam suatu debat harus dipilih seseorang
dengan kriteria-kriteria yang
dapat dipenuhi, paling tidak mendekati
kriteria-kriteria yang sudah
dijabarkan
di atas.
c.
Peserta. Peserta
adalah orang yang
mengambil peran dan
terlibat langsung
untuk menyumbangkan gagasan dalam sebuah debat. Peserta
debat bisa terdiri dari perseorangan atau kelompok. Peserta dibagi ke dalam dua
pihak
atau lebih yang berseberangan, yaitu pihak pendukung dan pihak penyangkal. Pihak pendukung harus mengajukan usul negatif atau sanggahan
terhadap kandungan
tema yang disuguhkan dalam debat.
Dalam suatu debat, peserta merupakan komunikator atau
pembicara yang
bertugas untuk meyakinkan pendengar melalui usul-usul mereka.
d.
Pendengar. Debat dapat saja dihadiri oleh para
pendengar dari berbagai kalangan,
para pendengar dituntut untuk memperhatikan jalannya perdebatan secara
aktif, karena pada akhir debat para pendengar biasanya di minta untuk
menyampaikan opini atau
pemberian
suara
terhadap hasil debat.
Oleh karena itu, pendengar harus dapat mengembangkan dirinya agar menjadi pendengar yang baik.
e.
Waktu. Pihak
penyelenggara harus
merancang alokasi
waktu debat sesuai
dengan kebutuhan, para peserta
harus
diberi kesempatan secukupnya untuk memaparkan
usul mereka secara jelas. Hendaknya
penjabaran alokasi waktu dijabarkan kepada
peserta debat terlebih dahulu sebelum debat dimulai.
E.
Langkah-Langkah Metode Debat Aktif
a.
Kembangkan
sebuah pernyataan yang kontroversial yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
b.
Bagi kelas ke dalam
dua
tim. Mintalah
satu kelompok
yang pro
dan kelompok yang kontra.
c.
Berikutnya, buat dua sampai empat sub kelompok dalam masing-masing
kelompok debat. Misalnya, dalam kelas dengan 24 orang peserta didik, anda dapat membuat tiga sub kelompok pro dan tiga kelompok kontra
yang masing-masing terdiri dari
empat orang.
Setiap
sub kelompok diminta mengembangkan argumen yang
mendukung masing-masing posisi, atau menyiapkan argumen
yang bisa mereka
diskusikan dan
seleksi. Di akhir diskusi,
setiap sub
kelompok memilih seorang
juru bicara.
d.
Minta setiap kelompok untuk menunjuk
wakil mereka, dua atau tiga orang sebagai juru bicara dengan
posisi duduk saling berhadapan.
e.
Siapkan
dua sampai empat kursi untuk para juru bicara pada kelompok
pro dan jumlah kursi yang sama untuk kelompok yang kontra. Siswa yang
lain duduk di belakang juru bicara.
f.
Setelah mendengar argumen pembuka, hentikan debat dan kembali ke sub kelompok untuk mempersiapkan argumen, mengkaunter argumen pembuka
dari kelompok lawan. Setiap sub kelompok
memilih juru bicara, usahakan yang baru.
g.
Lanjutkan kembali
debat.
Juru bicara
yang saling berhadapan
diminta
untuk memberikan counter argument. Ketika
debat berlangsung, peserta
yang lain
didorong untuk memberikan catatan yang berisi
usulan argumen atau bantahan. Minta mereka bersorak atau bertepuk tangan untuk masing-masing
argumen dari para wakil kelompok.
h.
Pada saat
yang
tepat akhiri debat. Tidak perlu menentukan
kelompok
mana yang menang,
buatlah kelas
melingkar.
Pastikan
bahwa kelas
F. Kelemahan dan Kelebihan Metode Debat Aktif
Bila
kita teliti penggunaan teknik dengan metode debat aktif, memang memiliki keunggulan-keunggulan atau kelebihan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:[13]
a.
Dengan
perdebatan yang sengit akan mempertajam
hasil pembicaraan.
b.
Kedua segi permasalahan dapat disajikan, yang memiliki ide dan yang
mendebat atau menyanggah sama-sama
berdebat untuk menemukan hasil
yang lebih
tepat mengenai
suatu masalah.
c.
Siswa dapat terangsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok, asal terpimpin sehingga analisa itu terarah pada pokok permasalahan yang
di kehendaki bersama.
d.
Dalam pertemuan debat itu siswa dapat menyampaikan fakta dari kedua sisi masalah,
kemudian diteliti fakta
mana yang benar atau valid dan bisa
dipertanggung jawabkan.
e.
Karena terjadi pembicaraan aktif, maka akan membangkitkan daya tarik
untuk turut berbicara, turut berpartisipasi mengeluarkan
pendapat.
f.
Bila masalah yang diperdebatkan menarik, maka pembicaraan itu mampu
mempertahankan
minat
anak
untuk terus mengikuti perdebatan
itu. Tereintegrasi dengan meminta mereka
duduk berdampingan dengan mereka yang
berada di kelompok
lawan. Diskusikan apa
yang peserta
didik pelajari dari pengalaman
debat tersebut. Minta
peserta didik untuk mengidentifikasikan argumen yang paling baik
menurut
mereka.
g.
Untungnya pula metode ini
dapat dipergunakan pada kelompok besar.
Tetapi dalam pelaksanaan metode debat ini kita
juga menemukan sedikit kelemahan, hal mana bila dapat diatasi. Guru akan mampu menggunakan metode
ini dengan baik. Kelemahan itu diantaranya adalah:[14]
a.
Didalam pertemuan ini kadang-kadang keinginan untuk menang mungkin
terlalu besar, sehingga tidak memperhatikan pendapat
orang lain.
b.
Kemungkinan lain diantara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang yang berdebat.
c.
Dengan
metode
debat membatasi
partisipasi kelompok, kecuali kalau
diikuti dengan
diskusi.
d.
Karena sengitnya perdebatan
bisa
terjadi terlalu banyak emosi
yang terlibat,
sehingga debat itu
semakin gencar dan ramai.
e.
Agar bisa dilaksanakan
dengan
baik maka perlu persiapan
yang teliti
sebelumnya.
G.
Pembelajaran
Silent Demonstration
Penerapan strategi silent demonstration dapat mendorong siswa
untuk mengamati atau melakukan observasi
selama proses pembelajaran,
menerapkan konsep atau
prinsip, interpretasi, mengomunikasikan hasil percobaan baik secara lisan maupun tertulis
serta mengajukan
pertanyaan. Hal tersebut dapat
dilakukan melalui kegiatan yang bersifat melaksanakan sebuah prosedur (step-by-step) yaitu dengan melakukan percobaan atau
praktikum.
“Strategi Silent Demonstration (demonstrasi bisu) merupakan
salah satu
bagian dari active learning yang dapat meningkatkan keterampilan proses PAI serta memenuhi aspek dalam keterampilan proses PAI itu
sendiri”.[15] Guru menggunakan
strategi Silent
Demonstration dapat mendorong kesiapan siswa untuk belajar mendemonstrasikan prosedur dan diharapkan siswa untuk tetap menjaga perhatiannya karena guru
hanya
memberikan penjelasan serta komentarnya
seminimal mungkin. Keterampilan proses PAI yang
digunakan tergolong keterampilan proses PAI
dasar
yang
meliputi keterampilan mengamati, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan, interpretasi dan berkomunikasi.
Siswa dituntut untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan penemuan konsep yang berkaitan dengan keterampilan
proses sehingga pembelajaran
akan lebih bermakna dan dengan pengetahuan yang dimiliki akan sulit
untuk dilupakan. Strategi ini
juga mendorong siswa untuk tetap menjaga perhatian, karena siswa akan memperhatikan
guru dalam menggerakkan prosedur dan guru hanya memberikan penjelasan atau komentar seminimal mungkin. Peran guru
dalam strategi silent demonstration adalah melakukan sebuah prosedur dengan memberikan penjelasan dan komentar seminimal mungkin atau tanpa
penjelasan,
sehingga akan membangun kesiapan siswa untuk
belajar. Akhir dari strategi
ini adalah menantang peserta didik untuk melakukan seluruh prosedur
tanpa bantuan siapapun.
“Membaca adalah salah satu keahlian terpenting
dipelajari oleh siswa selain speaking, listening, and writing, karena
dengan membaca siswa dapat menambah ilmu pengetahuannya”.[16]
Siswa juga biasa mendapatkan informasi sebanyak mungkin dengan membaca. untuk
dapat menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan informasi sebanyak mungkin
dengan baik. Namun pada dasarnya, sebagian siswa terutama siswa Sekolah
Menengah Atas belum biasa membaca kalimat Bahasa Inggris dengan baik. Adapun
sebagian siswa dapat membaca kalimat Bahasa Inggris dengan baik tapi mereka
tidak tahu makna dari apa yang dibacanya tersebut.
Dalam penggunaan strategi ini, Siswa diberikan sebuah prosedur
teks, setelah itu siswa diminta untuk memperhatikan guru dalam mengerjakan
prosedur tersebut, setelah guru selesai mengerjakan prosedur tersebut bentuk
siswa dalam kelompok (berpasangan), demonstrasikan bagian pertama dari
prosedur,usahakan tidak terlalu banyak memberi penjelasan. Lalu guru meminta
beberapa siswa untuk menjelaskan apa yang guru lakukan di depan kelas, akhiri
dengan memberikan tantangan kepada siswa untuk melakukan prosedur dari awal
sampai akhir tanpa bantuan guru. Dengan menggunakan strategi ini, siswa dapat
memahami teks Bahasa Inggris dengan mudah karena siswa sudah mengetahui atau
memiliki ide mengenai teks yang akan dibacanya. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa strategi ini dapat bermanfaat bagi siswa terutama bagi siswa
sekolah menengah atas untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa terutama
dalam memahami isi teks yang dibaca oleh siswa.[17]
H.
Langkah-langkah
Pembelajaran Silent Demonstration
1.
Menentukan materi/metode atau
permasalahan pemodelan statistik yang akan dikaji.
2.
Mengelompokkan peserta didik
dalam kelompok – kelompok kecil (2 – 3 orang).
3.
Mengajarkan/menunjukkan/menjelaskan
kepada peserta didik seluruh langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut tanpa menjelaskan lebih lanjut mengapa langkah – langkah
tersebut dilakukan.
4.
Meminta kepada setiap kelompok
untuk melakukan langkah yang sama dan mendiskusikan atau mengobservasi terhadap
langkah – langkah yang dilakukan. Selanjutnya, salah satu kelompok diminta
untuk melakukan langkah yang sama dan koreksi dapat dilakukan jika diperlukan.
5.
Apabila peserta didik mengalami
kesulitan, penjelasan dapat diulang kembali sampai peserta didik menguasai
materi.
6.
Selanjutnya di akhir
pembelajaran, peserta didik diminta menyelesaikan secara mandiri suatu contoh
soal atau kasus yang membutuhkan langkah – langkah yang telah dijelaskan
sebelumnya.[18]
Beberapa
variasi strategi pembelajaran aktif dapat dilakukan dengan memberikan terlebih
dahulu suatu tugas terkait materi/metode atau permasalahan pemodelan statistik,
di awal proses pembelajaran untuk mencoba secara mandiri semua langkah yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Strategi ini dapat digunakan
untuk mengajar langkah-langkah suatu proses atau keterampilan yang lain. Dengan
mendemonstrasikan langkah-langkah suatu prosedur dengan cara diam (bisu), anda
mendorong peserta didik untuk tetap menjaga perhatian. “Strategi ini dapat
digunakan dengan baik untuk mengajarkan keterampilan atau materi-materi yang
menurut kerja psikomotorik”.[19]
Langkah-langkah penerapan Silent Demonstration dapat juga dilakukan
dengan:
1.
Tentukan prosedur atau
langkah-langkah yang akan diajarkan kepada siswa.
2.
Mintalah kepada siswa untuk
memperhatikan anda mengerjakan prosedur tertentu. Lakukan dengan penjelasan
atau komentar yang seminim mungkin. Tugas anda di sini adalah memberikan
gambaran visual tentang prosedur tersebut. Jangan terlalu berharap siswa akan
banyak mengingat apa yang anda kerjakan. Dalam kesempatan ini anda hanya
dituntut membangun kesiapan belajar mereka.
3.
Bentuk siswa menjadi
pasangan-pasangan. Demonstrasikan lagi bagian peserta dari prosedur, usahakan
tidak terlalu banyak memberi penjelasan. Minta masing-masing pasangan untuk
mendiskusikan apa yang mereka saksikan dari demonstrasi sang guru.
4.
Minta beberapa orang untuk
menjelaskan apa yang anda lakukan. Jika siswa masih kesulitan, ulangi lagi
demonstrasi anda, komentari observasi yang benar.
5.
Akhiri dengan memberi tantangan
kepada siswa untuk melakukan prosedur dari awal sampai akhir.[20]
I. Kelebihan dan Kekurangan metode pembelajaran Silent
Demonstration:
Kelebihan
dari metode Silent Demonstration adalah:
1. Membuat
peserta didik berkonsentrasi dan memperhatikan dengan baik dan benar apa yang
didemonstrasikan oleh gurunya.
2. Siswa
menjadi lebih mengerti akan maksud dari isi materi yang disampaikan oleh guru.
Kekurangan metode pembelajaran Silent
Demonstration adalah:
1. Sering
terjadi kesalahan penafsiran praktek (demonstrasi) yang dilakukan guru oleh
siswa.
2. Tidak
semua materi dapat dilakukan atau digunakan dalam metode ini.
3. Perlu
dilakukan berulang-ulang, hingga siswa benar-benar mengerti.[21]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Metode
debat
aktif
adalah metode yang membantu
anak didik menyalurkan
ide, gagasan
dan pendapatnya. “Kelebihan
metode ini adalah
pada daya
membangkitkan
keberanian mental anak didik dalam
berbicara
dan bertanggung jawab
atas pengetahuan yang didapat melalui proses debat,
baik di kelas maupun di luar kelas
- Strategi Silent Demonstration (demonstrasi bisu)
merupakan salah satu bagian
dari active learning yang
dapat meningkatkan keterampilan
proses PAI
serta memenuhi aspek dalam keterampilan proses PAI
itu sendiri”.
Guru menggunakan
strategi Silent
Demonstration dapat
mendorong kesiapan siswa
untuk belajar mendemonstrasikan prosedur dan diharapkan
siswa untuk tetap menjaga
perhatiannya karena guru
hanya memberikan
penjelasan serta
komentarnya seminimal
mungkin. Keterampilan
proses PAI yang digunakan tergolong
keterampilan
proses PAI dasar
yang
meliputi keterampilan
mengamati, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan, interpretasi dan berkomunikasi.
B.
Saran
Seorang pendidikan
harus mempunyai beberapa strategi dalam mengajar apabila hal ini terpenuhi akan
terlahirnya generasi yang maju. Oleh karena itu, kami penulis membuat makalah
ini agar semua pihak dapat memahami beberapa strategi pembelajaran dengan baik.
Saran untuk semua pihak, memanfaatkan media ini sebaik-baiknya untuk membangun
bangsa yang tercinta ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Subari, Seni Negoisas, (Jakarta: Efhar, 2002)
Ardi Santoso, Menang Dalam Debat, (Semarang: Elfhar, 2004)
Agus
Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar), 2011, h. 115
http://jurnal.stkip-pgrisumbar.ac.id/DOSING/index.php/MHSING20121/article/view/13/
18/04/2013/14.30
Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (ttp, tp,tt)
Ismail SM. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail MediaGroup,2008)
Melvin. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa Media,
2006)
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008)
Skripsi, Zainul Arifin, Urgensi Penerapan Metode
Pembelajaran
Debat Aktif Dalam
Meningkatkan Keberanian Berbicara Siswa Pada bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Darussalam
Kelas 2 Surabaya, 2007
Tri
Nesia Nurhrmy, Penerapan Active Learning Dengan Silent Demonstration,
(Surakarta, ttp, 2012)
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar
Proses Pendidikan,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2009)
[1]
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Pembelajaran yang Aktif dan Kreatif (Jakarta :
PT. Bumi Aksara, Cet. III, 2008) hlm. 1
[3]
Melvin. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa Media,
2006), h.141
[7]
Hisyam Zaini dkk, Opcit,
h. 38.
[8]
Wina Sanjaya,
Strategi
Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h. 154.
[9]
Ismail SM. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail MediaGroup,2008), h.
81.
[10]
Andi Subari, Seni Negoisas, (Jakarta: Efhar, 2002),
h. 22.
[11]
Skripsi, Zainul Arifin, Urgensi Penerapan Metode
Pembelajaran
Debat Aktif Dalam
Meningkatkan Keberanian Berbicara Siswa Pada bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Darussalam
Kelas 2 Surabaya, 2007, h.
45.
[12]
Hisyam Zaini dkk, Opcit, h. 38-39.
[15] Tri Nesia Nurhrmy, Penerapan Active Learning Dengan Silent Demonstration, (Surakarta, ttp, 2012), h. 3
[16]http://jurnal.stkip-pgrisumbar.ac.id/DOSING/index.php/MHSING20121/article/view/13/
18/04/2013/14.30
[18]
http://irwansusanto.staff.mipa.uns.ac.id/2011/08/19/learningstrategy-r/18/04/2013/14.30
[20]
Agus Suprijono,
Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR), 2011, h. 115
[21]
http://iinapriliyani.blogspot.com/2012/12/12.html.
18/04/2013. 14.35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AMPUN KESUPEN KRITIK DAN SARANNYA...