MAKALAH
“PEMBELAJARAN BERBASIS ELEKTRONIK
LEARNING”
Oleh:
Nama/NPM : Ridwan Sururi / 1222010030
Rahmat
Efendi / 1222010029
Semester : 2 (dua)
Program : Ilmu Tarbiyah
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
Mata Kuliah : Teknologi Dan Media Pembelajaran
Di
Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata
Kuliah Teknologi Dan Media Pembelajaran
DOSEN
PENGAMPU
Dr.
DEDEN MAKBULLAH, M.Ag
IAIN
RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG
PROGRAM
PASCA SARJANA (PPs)
KELOMPOK
YASRI BANDAR LAMPUNG
TAHUN
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah
dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan inayah Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah Pembelajaran Berbasis Elektronik (E-Learning)
ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Allah,
Rasulullah, Muhammad SAW dan keluarganya serta para pengikutnya yang selalu
berjuang untuk menebar cahaya Islam sampai akhir zaman.
Dalam
penyelesaian makalah ini, terdapat kendala yang dihadapi penulis. Mulai dari
pencarian sumber bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki. Alhamdulillah,
meskipun demikian, kendala ini dapat diatasi sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi atas penyelesaian
makalah ini. Semoga Allah SWT memberi berkah atas amal usaha kita.
Kendati
demikian kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena
itulah, penulis mohon maaf jika di dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan.
Akhirnya,
semoga makalah Pembelajaran Berbasis Elektronik (E-Learning) ini dapat
bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi para mahasiswa PPS
IAIN Raden Intan Bandar Lampung dan pembaca umumnya. Kamipun terbuka
menerima krtik dan saran dari para pembaca semua, guna perbaikan di masa yang
akan datang.
Wassalamua’laikum Wr. Wb
Bandar Lampung, April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan
masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
E-Learning............................................................................. 3
B. Karakteristik
E-Learning......................................................................... 5
C. Syarat-syarat
Penggunaan E-Learning..................................................... 5
D. Fungsi
E-Learning................................................................................... 7
E. Manfaat
E-Learning................................................................................. 8
F. Kelebihan
E-Learning.............................................................................. 10
G. Keterbatasan
E-Learning........................................................................ 11
H. Kendala-kendala.................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 8
B. Saran...................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan
perkembangan zaman, proses pembelajaran tidak lagi terpusat pada suatu pusat
pendidikan seperti kampus, sekolah, kursus, ataupun pusat pelatihan. Perubahan
tersebut telah mengarahkan proses pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan ke
arah tersebar. Paradigma pergeseran dalam proses pembelajaran ini telah dikenal
sejak dekade awal tahun 90-an. Dan kini, keadaan tersebut telah dikenal luas
oleh masyarakat dunia pada umumnya.
Belajar merupakan
rangkaian proses pengembangan individu yang dilakukan seumur hidup. Belajar
tidak harus di lingkungan formal seperti sekolah, kampus, tempat kursus ataupun
pusat pelatihan dan pengembangan individu. Dengan berpegang pada pernyataan
demikian, dapat ditelusuri bahwa belajar harus menumbuhkan suatu sikap
kemampuan belajar secara mandiri, tanpa peduli ada tidaknya faktor luar yang
mempengaruhi proses belajar tersebut seperti staf pengajar dan atau ruang
kelas. Belajar yang dikatakan sebagai rangkaian proses pengembangan indvidu
selama seumur hidup, sudah tentu memerlukan adanya pengembangan sikap
memotivasi kemampuan belajar secara mandiri. Faktor lainnya yang tak kalah
pentingnya dalam menentukan keberhasilan kegiatan belajar-mengajar, adalah
sumber belajar. Paradigma lainnya adalah perubahan dalam konteks pusat
pembelajaran. Apabila dahulu, guru merupakan pusat pembelajaran (Teacher
Centric), kini bergeser menjadi murid sebagai pusat pembelajaran (Learner
Centric).
Seiring dengan
perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu
konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakkan
lagi. Konsep yang dikenal dengan sebutan e-Learning ini membawa pengaruh
terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke bentuk digital, baik
secara isi dan sistemnya. Saat ini konsep e-Learning sudah banyak
diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning
di lembaga pendidikan maupun industri.
E-Learning adalah sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung pengembangan kegiatan belajar
mengajar dengan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
Dengan e-Learning memungkinkan terjadinya proses pendidikan tanpa
melalui tatap muka langsung dan pengembangan ilmu pengetahuan kepada siswa bisa
dilakukan dengan mudah.
Untuk mewujudkan
kualitas pembelajaran, perlu ditempuh upaya-upaya yang bersifat komprehensif
terhadap kemampuan guru dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.
Namun demikian, berdasarkan isu yang berkembang dalam pendidikan, pembelajaran
di sekolah atau lembaga pendidikan belum berjalan secara efektif, bahkan banyak
guru yang mengajar tanpa memanfaatkan sumber belajar. Mereka mengajar secara
rutin apa adanya sehingga pembelajaran berkesan teacher centris.
Selama ini banyak sekolah
yang proses pembelajarannya masih bersifat konvensional, dengan kata lain bahwa
proses belajar mengajar antara siswa dengan guru hanya dapat dilakukan dengan
syarat terjadinya pertemuan antara siswa dengan guru di dalam kelas. Jika
pertemuan antara siswa dengan guru tidak terjadi maka secara otomatis proses
pembelajaran pun tidak dapat dilaksanakan.
Di sisi lain banyak
sekolah yang belum mempunyai suatu sarana untuk mengelola dan memudahkan dalam
penyebaran artikel, makalah, maupun ilmu pengetahuan lain khususnya
di bidang TI yang ditujukan untuk memberikan pendidikan gratis bagi
masyarakat umum. Maka perlu dibuat suatu aplikasi e-Learning berbasis
web yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja sehingga mendukung proses
pendidikan di sekolah serta mempermudah dalam penyebaran ilmu pengetahuan
kepada masyarakat umum.
Dari uraian di atas
maka penulis berasumsi untuk membuat makalah yang berjudul “Pembelajaran
Berbasis Elektronik e-Learning “.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang
tersebut maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan Pembelajaran Berbasis Elektronik
e-Learning?
2.
Apa Latar belakang Pembelajaran e-Learning?
3.
Bagaimana Peranan Teknologi Informasi Komunikasi
dalam Pembelajaran?
4.
Bagaimana Pengembangan Sistem e-Learning?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah
ini di dapat, bahwa makalah ini dibuat dengan tujuan untuk:
1.
Mengetahui Pengertian Pembelajaran Berbasis
Elektronik (e-learning)
2.
Mengetahui Latar Belakang Pembelajaran e-Learning.
3.
Mengetahui Peranan Teknologi Informasi Komunikasi
dalam Pembelajaran.
4.
Mengetahui Pengembangan Sistem e-Learning.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
E-Learning
E-learning
tersusun dari dua bagian, yaitu e yang merupakan singkatan dari electronica dan
learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya,
e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi
dari ketiganya. Dengan kata lain e-learning adalah pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape,
transmisi satelite atau komputer.(Tafiardi, 2005). Sejalan dengan itu, Onno W.
Purbo (dalam Amin, 2004) menjelaskan bahwa istilah e dalam e-learning adalah
segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat
teknologi elektronik internet. Internet, satelit, tape audio/video, tv
interaktif, dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan.
Pengajaran boleh disampaikan pada waktu yang sama (synchronously) ataupun pada
waktu yang berbeda (asynchronously).
Secara lebih singkat William Horton mengemukakan bahwa (dalam Sembel, 2004) e-learning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari internet). Tidak jauh berbeda dengan itu Brown, 2000 dan Feasey, 2001 (dalam Siahaan, 2002) secara sederhana mengatakan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas yang didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Selain itu, ada yang menjabarkan pengertian e-learning lebih luas lagi. Sebenarnya materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet. Interaksi dengan menggunakan internetpun bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved. Distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-learning.
Secara lebih singkat William Horton mengemukakan bahwa (dalam Sembel, 2004) e-learning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari internet). Tidak jauh berbeda dengan itu Brown, 2000 dan Feasey, 2001 (dalam Siahaan, 2002) secara sederhana mengatakan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas yang didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Selain itu, ada yang menjabarkan pengertian e-learning lebih luas lagi. Sebenarnya materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet. Interaksi dengan menggunakan internetpun bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved. Distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-learning.
Dalam
hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan
didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan
CD/DVD tersebut dan belajar di tempat dimana dia berada (Lukmana, 2006). E-Learning
merupakan salah satu bentuk inovasi dalam dunia pendidikan, maka e-learning
akan dapat diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat pendidikan dengan
melakukan tahapan difusi inovasi. E-Learning adalah salah satu contoh
inovasi yang dinamis, dimana setiap waktu akan dapat terus berkembang sesuai
dengan perkembangan teknologi yang ada. Selain itu, kebutuhan individu untuk
belajar dengan cara yang beragam akan turut mempengaruhi dinamika
pengembangan jenis dan bentuk inovasi e-learning. Proses difusi
inovasi suatu e-learning tidak selalu dapat dipastikan hasilnya,
terkadang akan menghasilkan tanggapan yang positif, tetapi bukan tidak mungkin
juga akan menghasilkan tanggapan yang negatif. Karena, belum semua masyarakat
pendidikan sadar dan terfasilitasi dengan teknologi penunjang e-learning.
Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan seperti pemanfaatan
komputer dan jaringan komputer memberikan kesempatan kepada setiap pembelajar
utuk mengakses materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk interaktif
melalui jaringan komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini
diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan belajar mengajar, penurunan tingkat
putus sekolah, penurunan tingkat ketidakhadiran di kelas dan pemerataan
memperoleh kesempatan pendidikan yang dapat menjangkau seluruh masyarakat dari
berbagai lapisan yang bertempat tinggal dimanapun. Untuk itu, aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi agar tepat guna hendaknya disesuaikan dengan
kehidupan atau budaya yang berlaku di masyarakat. Keberagaman tingkat kehidupan
dan budaya pada masyarakat memerlukan berbagai teknologi untuk menyediakan
pelayanan pendidikan, diantaranya komputer dengan internetnya. Internet
merupakan jaringan informasi digital yang bersifat global.
B.
Karakteristik
E-Learning
Karakteristik e-learning ini
antara lain adalah:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa
dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif
mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer
networks)
3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning
materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa
kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap
saat di komputer.
C.
Syarat-Syarat Penggunaan E-Learning
Menurut
Newsletter of ODLQC, 2001 (dalam Siahaan) syarat-syarat kegiatan pembelajaran
elektronik (e-learning) adalah :
1. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan
dalam hal ini internet.
2. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan
oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM atau bahan cetak
3. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta
belajar apabila mengalami kesulitan
4. Adanya lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan
e-learning
5. Adanya sikap positif pendidik dan tenaga kependidikan terhadap
teknologi komputer dan internet
6. Adanya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui
oleh setiap peserta belajar
7. Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan
belajar peserta belajar
8. Adanya mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga
penyelenggara.
Berbeda
dengan yang telah diungkapkan di atas, dalam Sembel, 2004, lebih menyoroti dari
tenaga-tenaga ahli yang perlu ada untuk menghidupkan sebuah e-learning adalah :
1.
Subject Matter Expert (SME),
merupakan nara sumber dari pembelajaran yang disampaikan.
2.
Instructional Designer (ID),
bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi
e-learning dengan memasukkan metode pengajaran agar materi menjadi lebih
interaktif, lebih mudah, dan lebih menarik untuk dipelajari.
3.
Graphic Designer (GD), bertugas
untuk mengubah materi teks menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan
layout yang enak dipandang, efektif, dan menarik untuk dipelajari.
4.
Learning Management System (LMS),
bertugas mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara
instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya, serta hal lain yang
berhubungan dengan pembelajaran, seperti tugas, nilai, dan peringkat
ketercapaian belajar siswa.
Ahli-ahli
pendidikan dan ahli internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran (Hartanto dan
Purbo dalam Tafiardi, 2002) antara lain:
1.
Analisis Kebutuhan (Need
Analysis). Dalam tahapan awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah
apakah memang memerlukan e-learning. Pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan
perkiraan atau dijawab berdasarkan atas saran orang lain. Setiap lembaga
menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang berbeda satu sama lain. Untuk
itu perlu diadakan analisis kebutuhan atau need analysis yang mencakup studi
kelayakan baik secara teknis, ekonomis, maupun sosial.
2.
Rancangan Instruksional yang
berisi tentang isi pelajaran, topik, satuan kredit, bahan ajar/kurikulum.
3.
Evaluasi yaitu sebelum program
dimulai, ada baiknya dicobakan dengan mengambil beberapa sampel orang yang
dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi.
D.
Fungsi E-Learning
Setidaknya
ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di
dalam kelas (classroom instruction), yaitu (dalam Siahaan, 2002):
1.
Suplemen (tambahan) Dikatakan
berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih,
apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal
ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2.
Komplemen (pelengkap). Dikatakan
berfungsi sebagai komplemen, apabila materi e-learning diprogramkan untuk
melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis,
2002). Sebagai komplemen berarti materi e-learning diprogramkan untuk menjadi
materi enrichment (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Sebagai enrichment, apabila
peserta didik dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang
disampaikan guru secara tatap muka diberikan kesempatan untuk mengakses materi
e-learning yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar
semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran
yang disajikan guru di kelas. Sebagai remedial, apabila peserta didik mengalami
kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap
muka di kelas. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi
pelajaran yang disajikan guru di kelas.
3.
Substitusi (pengganti). Tujuan
dari e-learning sebagai pengganti kelas konvensional adalah agar peserta didik
dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahan sesuai dengan waktu dan aktivitas
lain sehari-hari.
Ada 3 (tiga) alternatif model
kegiatan pembelajaran yang dapat diikuti peserta didik :
1. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),
2. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet,
atau bahkan
3. Sepenuhnya melalui internet.
E.
Manfaat
E-Learning
E-learning
mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran.
Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai
hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri peserta didik.
Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk di
akses oleh peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun
soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan
dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002, dalam Siahaan). Secara
lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 (dua) sudut, yaitu dari
sudut peserta didik dan guru :
1.
Sudut peserta didik dengan kegiatan e-learning
dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Menurut Brown,
2000 (dalam Siahaan) ini dapat mengatasi siswa yang (1) belajar di
sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran
tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, (2) mengikuti program
pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari materi yang
tidak dapat diajarkan oleh orang tuanya, seperti bahasa asing dan ketrampilan
di bidang komputer, (3) merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di
rawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tapi berminat
melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah
atau bahkan yang berada di luar negeri, dan (4) tidak tertampung di sekolah
konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2.
Guru Menurut Soekartawi (dalam
Siahaan) beberapa manfaat yang diperoleh guru adalah bahwa guru dapat : (1)
lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang menjadi tanggung jawabnya
sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, (2) mengembangkan
diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang
yang dimiliki realtif lebih banyak, (3) mengontrol kegiatan belajar peserta
didik. Bahkan guru juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik
apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali
topik tertentu dipelajari ulang, (4) mengecek apakah peserta didik telah
mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan (5)
memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta
didik.
Dari berbagai pengalaman dan
juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan penjelasan
tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan
jarak jauh (Soekartawi dalam Tafiardi, 2002 : 94-95), antara lain dapat
disebutkan sbb:
1.
Tersedianya fasilitas
e-moderating. Guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas
internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan
tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2.
Guru dan siswa dapat menggunakan
bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui
internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar
dipelajari.
3.
Siswa dapat belajar atau me-review
bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar
tersimpan di komputer.
4.
Bila siswamemerlukan tambahan
informasi berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses
di internet secara lebih mudah.
5.
Baik guru maupun siswa dapat
melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta
yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6.
Berubahnya peran siswa dari yang
biasanya pasif menjadi aktif
7.
Relatif lebih efisien. Misalnya
bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional,
bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar
negeri, dsb-nya.
F.
Kelebihan
E-Learning
E-learning
dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena memiliki
kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005)
1.
Pengurangan biaya
2.
Fleksibilitas. Dapat belajar kapan
dan dimana saja, selama terhubung dengan internet.
3.
Personalisasi. Siswa dapat belajar
sesuai dengan kemampuan belajar mereka.
4.
Standarisasi. Dengan e-learning
mengatasi adanya perbedaan yang berasal dari guru, seperti : cara mengajarnya,
materi dan penguasaan materi yang berbeda, sehingga memberikan standar kualitas
yang lebih konsisten.
5.
Efektivitas. Suatu studi oleh J.D
Fletcher menunjukkan bahwa tingkat retensi dan aplikasi dari pelajaran melalui
metode e-learning meningkat sebanyak 25 % dibandingkan pelatihan yang
menggunakan cara tradisional
6.
Kecepatan. Kecepatan distribusi
materi pelajaran akan meningkat, karena pelajaran tersebut dapat dengan cepat
disampaikan melalui internet.
G.
Keterbatasan
E-Learning
Terakhir yang harus diperhatikan
masalah yang sering dihadapi yaitu:
1.
Masalah akses untuk bisa
melaksanakan e-learning seperti ketersediaan jaringan internet, listrik,
telepon dan infrastruktur yang lain.
2.
Masalah ketersediaan software
(piranti lunak). Bagaimana mengusahakan piranti lunak yang tidak mahal.
3.
Masalah dampaknya terhadap
kurikulum yang ada.
4.
Masalah skill and knowledge.
Walaupun demikian pemanfaatan
internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai
kekurangan antara lain:
1.
Kurangnya interaksi antara guru
dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa
memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
2.
Kecenderungan mengabaikan aspek
akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis
3.
Proses belajar dan mengajarnya
cenderung ke arah pelatihan bukan pendidikan.
4.
Berubahnya peran guru dari yang
semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut menguasai
teknik pembelajaran yang menggunakan internet.
5.
Siswa yang tidak mempunyai
motivasi belajar tinggi cenderung gagal
6.
Tidak semua tempat tersedia
fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya
listrik, telepon ataupun komputer).
7.
Kurangnya tenaga yang mengetahui
dan memiliki keterampilan bidang internet dan kurangnya penguasaan bahasa
komputer.
H.
Kendala-Kendala
Kendala atau hambatan dalam
penyelenggaraan e-learning, yaitu:
1.
Investasi. Walaupun e-learning
pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan tetapi memerlukan
investasi yang sangat besar pada permulaannya.
2.
Budaya. Pemanfaatan e-learning
membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar atau mengikuti
pembelajaran melalui komputer.
3.
Teknologi dan infrastruktur.
E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan handal, dan teknologi yang
tepat.
4.
Desain materi. Penyampaian materi
melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk yang learner-centric. Saat ini
masih sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman dalam membuat
suatu paket pelajaran e-learning yang memadai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, maka penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut:
1. E-learning adalah pembelajaran
dengan menggunakan perangkat elektronika.
2. E-Learning
dapat digunakan juga sebagai distance learning atau pembelajaran jarak jauh
yang memungkinkan pebelajar melakukan aktivitas belajar tanpa ada interaksi
fisik secara langsung dengan pengajar akan tetapi melakukan kegiatan interaksi
pembelajaran secara on-line.
3. E-Learning merupakan trend baru
dalam pembelajaran masa kini yang menjadikan belajar menjadi lebih efektif dan
efisien.
4. Sebagai
inovasi baru, e-learning perlu didifusikan kepada masyarakat. Jika e-learning
mampu didifusikan dengan baik, maka akan dapat mengefisiensikan
pembelajaran dalam segi biaya dan waktu.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka penulis mempunyai saran sebagai berikut:
1. Bagi
pendidik: Inovasi pendidikan yang berbasis TIK merupakan suatu keniscayaan,
sehingga memiliki keterampilan dalam penguasaan TIK dalam pembelajaran adalah
sebuah kebutuhan yang harus dilakukan.
2. Bagi
institusi: Perkembangan pembelajaran dengan menggunakan elektronika atau e-learning
yang demikian pesat mengharuskan setiap institusi mempersiapkan segala sarana
dan prasarana dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran e-learning tersebut.
3. Bagi
Pemerintah: Masih banyaknya masyarakat yang kurang memahami pembelajaran e-learning,
sehingga pemerintah hendaknya melakukan difusi inovasi e-learning.
Selain itu, pemerintah hendaknya mengembangkan suatu kurikulum pembelajaran
e-learning dan memberikan fasilitas pembelajaran online ke seluruh
pelosok negeri sehingga dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ancok,
Djamaludin, Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi. (Jakarta: Erlangga, 2012)
Lawanto, Oemardi, Pembelajaran Berbasis Web
sebagai Metoda Komplemen Kegiatan pendidikan dan Pelatihan. Makalah Video
Conference, (Bandung-Suarabaya:
Depdiknas. 2000)
Munir,
Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Bandung: Alfabeta,
2010)
Munir.
Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Bandung:
Alfabeta. 2009)
Purbo, Onno W. dan Antonius AH, Teknologi
e-Learning Berbasis PHP dan MySQL: Merencanakan dan Mengimplementasikan Sistem
e-Learning. (Jakarta: Gramedia, 2002)
Rusman,
Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Mengembangkan Profesionalisme
Guru Abad 21. (Bandung: Alfabeta, 2012)
Soekartawi, Prinsip Dasar e-Learning: Teori dan
Aplikasinya di Indosnesia. ( ttp, tp, 2003) Jurnal Teknodik Edisi 12.
wah e-learningnya komplit pak tinggal nerapin aja di lapangan, salam kenal..
BalasHapusnitip link online saya pak :)
Cipto Junaedy
Cara Meningkatkan Penjualan Online
Fever Patch Plester penurun Demam dari Rohto
alfaonlie.com : Toko belanja online murah, Promo heboh jual barang hanya Rp 1,-
Klikgaul.com Portal Berita artis, K-Pop, Zodiak, Love Paling Keren dan Update
camera.co.id Toko Kamera Murah di Indonesia
Belanja Online Cari Voucher Diskon, deal dan Kupon di GrantonWorld