Alamat

Nama: Ridwan Sururi, S.Pd.I. Alamat: Jl. Pesantren Mathla'ul Falah no 412. Sindang Anom Kec. Sekampung Udik Kab. Lampung Timur. email. abu.hanan17@gmail.com. Facebook. Ridwan Sururi. HP. 085233552224

Kamis, 04 April 2013

MAKALAH PEMBELAJARAN BERBASIS ELEKTRONIK LEARNING


MAKALAH
PEMBELAJARAN BERBASIS ELEKTRONIK LEARNING

Oleh:
Nama/NPM             : Ridwan Sururi / 1222010030
                                  Rahmat Efendi / 1222010029
Semester                  : 2 (dua)
Program                   : Ilmu Tarbiyah
Konsentrasi              : Pendidikan Agama Islam
Mata Kuliah : Teknologi Dan Media Pembelajaran

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Teknologi Dan Media Pembelajaran

DOSEN PENGAMPU
Dr. DEDEN MAKBULLAH, M.Ag
 







IAIN RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG
PROGRAM PASCA SARJANA (PPs)
KELOMPOK YASRI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan inayah Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Pembelajaran Berbasis Elektronik (E-Learning) ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Allah, Rasulullah, Muhammad SAW dan keluarganya serta para pengikutnya yang selalu berjuang untuk menebar cahaya Islam sampai akhir zaman.
Dalam penyelesaian makalah ini, terdapat kendala yang dihadapi penulis. Mulai dari pencarian sumber bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki. Alhamdulillah, meskipun demikian, kendala ini dapat diatasi sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak  yang telah berkontribusi atas penyelesaian makalah ini.  Semoga Allah SWT memberi berkah atas amal usaha kita.
Kendati demikian kami menyadari makalah ini  masih jauh dari kesempurnaan. Karena itulah, penulis mohon maaf jika di dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Akhirnya, semoga makalah Pembelajaran Berbasis Elektronik (E-Learning) ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan  khususnya bagi para mahasiswa PPS IAIN Raden Intan Bandar Lampung dan pembaca umumnya. Kamipun  terbuka menerima krtik dan saran dari para pembaca semua, guna perbaikan di masa yang akan datang.
Wassalamua’laikum Wr. Wb
                                                                        Bandar Lampung,    April 2013
                                                                                           Penulis
                                                                                     

DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL.......................................................................................         i
KATA PENGANTAR ....................................................................................         ii
DAFTAR ISI....................................................................................................        iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................        1
B. Rumusan masalah....................................................................................        2
C. Tujuan....................................................................................................        2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian E-Learning.............................................................................        3
B. Karakteristik E-Learning.........................................................................        5
C. Syarat-syarat Penggunaan E-Learning.....................................................        5
D. Fungsi E-Learning...................................................................................        7
E. Manfaat E-Learning.................................................................................        8
F. Kelebihan E-Learning..............................................................................      10
G. Keterbatasan E-Learning........................................................................      11
H. Kendala-kendala....................................................................................      12

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................        8
B. Saran......................................................................................................        8

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, proses pembelajaran tidak lagi terpusat pada suatu pusat pendidikan seperti kampus, sekolah, kursus, ataupun pusat pelatihan. Perubahan tersebut telah mengarahkan proses pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan ke arah tersebar. Paradigma pergeseran dalam proses pembelajaran ini telah dikenal sejak dekade awal tahun 90-an. Dan kini, keadaan tersebut telah dikenal luas oleh masyarakat dunia pada umumnya.
Belajar merupakan rangkaian proses pengembangan individu yang dilakukan seumur hidup. Belajar tidak harus di lingkungan formal seperti sekolah, kampus, tempat kursus ataupun pusat pelatihan dan pengembangan individu. Dengan berpegang pada pernyataan demikian, dapat ditelusuri bahwa belajar harus menumbuhkan suatu sikap kemampuan belajar secara mandiri, tanpa peduli ada tidaknya faktor luar yang mempengaruhi proses belajar tersebut seperti staf pengajar dan atau ruang kelas. Belajar yang dikatakan sebagai rangkaian proses pengembangan indvidu selama seumur hidup, sudah tentu memerlukan adanya pengembangan sikap memotivasi kemampuan belajar secara mandiri. Faktor lainnya yang tak kalah pentingnya dalam menentukan keberhasilan kegiatan belajar-mengajar, adalah sumber belajar. Paradigma lainnya adalah perubahan dalam konteks pusat pembelajaran. Apabila dahulu, guru merupakan pusat pembelajaran (Teacher Centric), kini bergeser menjadi murid sebagai pusat pembelajaran (Learner Centric).
Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang dikenal dengan sebutan e-Learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke bentuk digital, baik secara isi dan sistemnya. Saat ini konsep e-Learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning di lembaga pendidikan maupun industri.
E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung pengembangan kegiatan belajar mengajar dengan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain. Dengan e-Learning memungkinkan terjadinya proses pendidikan tanpa melalui tatap muka langsung dan pengembangan ilmu pengetahuan kepada siswa bisa dilakukan dengan mudah.
Untuk mewujudkan kualitas pembelajaran, perlu ditempuh upaya-upaya yang bersifat komprehensif terhadap kemampuan guru dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Namun demikian, berdasarkan isu yang berkembang dalam pendidikan, pembelajaran di sekolah atau lembaga pendidikan belum berjalan secara efektif, bahkan banyak guru yang mengajar tanpa memanfaatkan sumber belajar. Mereka mengajar secara rutin apa adanya sehingga pembelajaran berkesan teacher centris.
Selama ini banyak sekolah yang proses pembelajarannya masih bersifat konvensional, dengan kata lain bahwa proses belajar mengajar antara siswa dengan guru hanya dapat dilakukan dengan syarat terjadinya pertemuan antara siswa dengan guru di dalam kelas. Jika pertemuan antara siswa dengan guru tidak terjadi maka secara otomatis proses pembelajaran pun tidak dapat dilaksanakan.
Di sisi lain banyak sekolah yang belum mempunyai suatu sarana untuk mengelola dan memudahkan dalam penyebaran artikel, makalah, maupun ilmu  pengetahuan lain  khususnya di bidang TI yang  ditujukan untuk memberikan pendidikan gratis bagi masyarakat umum. Maka perlu dibuat suatu aplikasi e-Learning berbasis web yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja sehingga mendukung proses pendidikan di sekolah serta mempermudah dalam penyebaran ilmu pengetahuan kepada masyarakat umum.
Dari uraian di atas maka penulis berasumsi untuk membuat makalah yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Elektronik e-Learning “.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.       Apakah yang dimaksud dengan Pembelajaran Berbasis Elektronik e-Learning?
2.       Apa Latar belakang Pembelajaran e-Learning?
3.       Bagaimana Peranan Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pembelajaran?
4.       Bagaimana Pengembangan Sistem e-Learning?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah ini di dapat, bahwa makalah ini dibuat dengan tujuan untuk:
1.       Mengetahui Pengertian Pembelajaran Berbasis Elektronik (e-learning)
2.       Mengetahui  Latar Belakang Pembelajaran e-Learning.
3.       Mengetahui Peranan Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pembelajaran.
4.       Mengetahui Pengembangan Sistem e-Learning.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian E-Learning
E-learning tersusun dari dua bagian, yaitu e yang merupakan singkatan dari electronica dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Dengan kata lain e-learning adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelite atau komputer.(Tafiardi, 2005). Sejalan dengan itu, Onno W. Purbo (dalam Amin, 2004) menjelaskan bahwa istilah e dalam e-learning adalah segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet, satelit, tape audio/video, tv interaktif, dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan. Pengajaran boleh disampaikan pada waktu yang sama (synchronously) ataupun pada waktu yang berbeda (asynchronously).
Secara lebih singkat William Horton mengemukakan bahwa (dalam Sembel, 2004) e-learning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari internet). Tidak jauh berbeda dengan itu Brown, 2000 dan Feasey, 2001 (dalam Siahaan, 2002) secara sederhana mengatakan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas yang didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Selain itu, ada yang menjabarkan pengertian e-learning lebih luas lagi. Sebenarnya materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet. Interaksi dengan menggunakan internetpun bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved. Distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-learning.
Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat dimana dia berada (Lukmana, 2006). E-Learning merupakan salah satu bentuk inovasi dalam dunia pendidikan, maka e-learning akan dapat diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat pendidikan dengan melakukan tahapan difusi inovasi. E-Learning adalah salah satu contoh inovasi yang dinamis, dimana setiap waktu akan dapat terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada. Selain itu, kebutuhan individu untuk belajar dengan cara yang beragam akan turut mempengaruhi dinamika pengembangan jenis dan bentuk inovasi e-learning. Proses difusi inovasi suatu e-learning tidak selalu dapat dipastikan hasilnya, terkadang akan menghasilkan tanggapan yang positif, tetapi bukan tidak mungkin juga akan menghasilkan tanggapan yang negatif. Karena, belum semua masyarakat pendidikan sadar dan terfasilitasi dengan teknologi penunjang e-learning.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan seperti pemanfaatan komputer dan jaringan komputer memberikan kesempatan kepada setiap pembelajar utuk mengakses materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk interaktif melalui jaringan komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan belajar mengajar, penurunan tingkat putus sekolah, penurunan tingkat ketidakhadiran di kelas dan  pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan yang dapat menjangkau seluruh masyarakat dari berbagai lapisan yang bertempat tinggal dimanapun. Untuk itu, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi agar tepat guna hendaknya disesuaikan dengan kehidupan atau budaya yang berlaku di masyarakat. Keberagaman tingkat kehidupan dan budaya pada masyarakat memerlukan berbagai teknologi untuk menyediakan pelayanan pendidikan, diantaranya komputer dengan internetnya. Internet merupakan jaringan informasi digital yang bersifat global.

B.     Karakteristik E-Learning
Karakteristik e-learning ini antara lain adalah:
1.      Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler.
2.      Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks)
3.      Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya
4.      Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
C.      Syarat-Syarat Penggunaan E-Learning
Menurut Newsletter of ODLQC, 2001 (dalam Siahaan) syarat-syarat kegiatan pembelajaran elektronik (e-learning) adalah :
1.      Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan dalam hal ini internet.
2.      Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM atau bahan cetak
3.      Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan
4.      Adanya lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning
5.      Adanya sikap positif pendidik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet
6.      Adanya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar
7.      Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar
8.      Adanya mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
Berbeda dengan yang telah diungkapkan di atas, dalam Sembel, 2004, lebih menyoroti dari tenaga-tenaga ahli yang perlu ada untuk menghidupkan sebuah e-learning adalah :
1.      Subject Matter Expert (SME), merupakan nara sumber dari pembelajaran yang disampaikan.
2.      Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-learning dengan memasukkan metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah, dan lebih menarik untuk dipelajari.
3.      Graphic Designer (GD), bertugas untuk mengubah materi teks menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif, dan menarik untuk dipelajari.
4.      Learning Management System (LMS), bertugas mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya, serta hal lain yang berhubungan dengan pembelajaran, seperti tugas, nilai, dan peringkat ketercapaian belajar siswa.
Ahli-ahli pendidikan dan ahli internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran (Hartanto dan Purbo dalam Tafiardi, 2002) antara lain:
1.      Analisis Kebutuhan (Need Analysis). Dalam tahapan awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah memang memerlukan e-learning. Pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan atas saran orang lain. Setiap lembaga menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang berbeda satu sama lain. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan atau need analysis yang mencakup studi kelayakan baik secara teknis, ekonomis, maupun sosial.
2.      Rancangan Instruksional yang berisi tentang isi pelajaran, topik, satuan kredit, bahan ajar/kurikulum.
3.      Evaluasi yaitu sebelum program dimulai, ada baiknya dicobakan dengan mengambil beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi.
D.    Fungsi E-Learning
Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu (dalam Siahaan, 2002):
1.      Suplemen (tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2.      Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen, apabila materi e-learning diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi e-learning diprogramkan untuk menjadi materi enrichment (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Sebagai enrichment, apabila peserta didik dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka diberikan kesempatan untuk mengakses materi e-learning yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di kelas. Sebagai remedial, apabila peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka di kelas. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
3.      Substitusi (pengganti). Tujuan dari e-learning sebagai pengganti kelas konvensional adalah agar peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahan sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari.
Ada 3 (tiga) alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat diikuti peserta didik :
1.      Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),
2.      Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan
3.      Sepenuhnya melalui internet.
E.     Manfaat E-Learning
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk di akses oleh peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002, dalam Siahaan). Secara lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 (dua) sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan guru :
1.       Sudut peserta didik dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Menurut Brown, 2000 (dalam Siahaan) ini dapat mengatasi siswa yang (1) belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, (2) mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari materi yang tidak dapat diajarkan oleh orang tuanya, seperti bahasa asing dan ketrampilan di bidang komputer, (3) merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di rawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tapi berminat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan (4) tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2.      Guru Menurut Soekartawi (dalam Siahaan) beberapa manfaat yang diperoleh guru adalah bahwa guru dapat : (1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, (2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki realtif lebih banyak, (3) mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, (4) mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan (5) memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan penjelasan tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh (Soekartawi dalam Tafiardi, 2002 : 94-95), antara lain dapat disebutkan sbb:
1.     Tersedianya fasilitas e-moderating. Guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2.     Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
3.     Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
4.     Bila siswamemerlukan tambahan informasi berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
5.     Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6.     Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif
7.     Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dsb-nya.

F.      Kelebihan E-Learning
E-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena memiliki kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005)
1.      Pengurangan biaya
2.      Fleksibilitas. Dapat belajar kapan dan dimana saja, selama terhubung dengan internet.
3.      Personalisasi. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka.
4.      Standarisasi. Dengan e-learning mengatasi adanya perbedaan yang berasal dari guru, seperti : cara mengajarnya, materi dan penguasaan materi yang berbeda, sehingga memberikan standar kualitas yang lebih konsisten.
5.      Efektivitas. Suatu studi oleh J.D Fletcher menunjukkan bahwa tingkat retensi dan aplikasi dari pelajaran melalui metode e-learning meningkat sebanyak 25 % dibandingkan pelatihan yang menggunakan cara tradisional
6.      Kecepatan. Kecepatan distribusi materi pelajaran akan meningkat, karena pelajaran tersebut dapat dengan cepat disampaikan melalui internet.

G.    Keterbatasan E-Learning
Terakhir yang harus diperhatikan masalah yang sering dihadapi yaitu:
1.      Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti ketersediaan jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang lain.
2.      Masalah ketersediaan software (piranti lunak). Bagaimana mengusahakan piranti lunak yang tidak mahal.
3.      Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada.
4.      Masalah skill and knowledge.
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan antara lain:
1.      Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
2.      Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis
3.      Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan bukan pendidikan.
4.      Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut menguasai teknik pembelajaran yang menggunakan internet.
5.      Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal
6.      Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer).
7.      Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan bidang internet dan kurangnya penguasaan bahasa komputer.
H.    Kendala-Kendala
Kendala atau hambatan dalam penyelenggaraan e-learning, yaitu:
1.      Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada permulaannya.
2.      Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar atau mengikuti pembelajaran melalui komputer.
3.      Teknologi dan infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan handal, dan teknologi yang tepat.
4.      Desain materi. Penyampaian materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk yang learner-centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman dalam membuat suatu paket pelajaran e-learning yang memadai.


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, maka penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut:
1.      E-learning adalah pembelajaran dengan menggunakan  perangkat elektronika.
2.      E-Learning dapat digunakan juga sebagai distance learning atau pembelajaran jarak jauh yang memungkinkan pebelajar melakukan aktivitas belajar tanpa ada interaksi fisik secara langsung dengan pengajar akan tetapi melakukan kegiatan interaksi pembelajaran secara on-line.
3.      E-Learning merupakan trend baru dalam pembelajaran masa kini yang menjadikan belajar menjadi lebih efektif dan efisien.
4.      Sebagai inovasi baru, e-learning perlu didifusikan kepada masyarakat. Jika e-learning mampu didifusikan dengan baik, maka akan dapat mengefisiensikan pembelajaran dalam segi biaya dan waktu.
B.     Saran
           Dari kesimpulan di atas, maka penulis mempunyai saran sebagai berikut:
1.      Bagi pendidik: Inovasi pendidikan yang berbasis TIK merupakan suatu keniscayaan, sehingga memiliki keterampilan dalam penguasaan TIK dalam pembelajaran adalah sebuah kebutuhan yang harus dilakukan.
2.      Bagi institusi: Perkembangan pembelajaran dengan menggunakan elektronika atau e-learning yang demikian pesat mengharuskan setiap institusi mempersiapkan segala sarana dan prasarana dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran e-learning tersebut.
3.      Bagi Pemerintah: Masih banyaknya masyarakat yang kurang memahami pembelajaran e-learning, sehingga pemerintah hendaknya melakukan difusi inovasi e-learning. Selain itu, pemerintah hendaknya mengembangkan suatu kurikulum pembelajaran e-learning dan memberikan fasilitas pembelajaran online ke seluruh pelosok negeri sehingga dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA


Ancok, Djamaludin, Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi. (Jakarta: Erlangga, 2012)

Lawanto, Oemardi, Pembelajaran Berbasis Web sebagai Metoda Komplemen Kegiatan pendidikan dan Pelatihan. Makalah Video Conference,  (Bandung-Suarabaya: Depdiknas. 2000)

Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Bandung: Alfabeta, 2010)

Munir. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Bandung: Alfabeta. 2009)

Purbo, Onno W. dan Antonius AH, Teknologi e-Learning Berbasis PHP dan MySQL: Merencanakan dan Mengimplementasikan Sistem e-Learning. (Jakarta: Gramedia, 2002)

Rusman, Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. (Bandung: Alfabeta, 2012)

Soekartawi, Prinsip Dasar e-Learning: Teori dan Aplikasinya di Indosnesia. ( ttp, tp, 2003) Jurnal Teknodik Edisi 12.


1 komentar:

AMPUN KESUPEN KRITIK DAN SARANNYA...