Tugas Mandiri
PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN PAI
Dikumpulkan untuk melengkapi tugas mata kuliah
Teknologi dan Media Pembelajaran
Disusun oleh:
Eutik Jumariah
Semester II (Dua)
Dosen Pengampu : Dr. M. Ikbal, M.Pd.
PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH
KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
PROGRAM PASCASARJANA (PPS)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2013 M / 1434 H
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil a’lamin washolatu wassalamu ‘ala asrofil anbiyai wal mursalin wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in amma ba’du. Puji syukur kepada Allah swt. yang telah memberikan taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada para penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah individu yang berjudul “Penggunaan Media Berbasis Komputer Dalam Pembelajaran PAI” sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah “Teknologi dan Media Pembelajaran” yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga terasa bertambah pengetahuan dan wawasan penulis. Juga ucapan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikan dalam penulisan makalah selanjutnya, terima kasih.
Bandar Lampung, Juli 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya–upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat-alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan, disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, Guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Sejak awal mula pendidikan senantiasa bersikap terbuka terhadap penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi. Hal ini mempunyai maksud bahwa sistem pendidikan yang tidak mau dan kurang bisa menyelaraskan diri dengan kemajuan teknologi tersebut, maka sistem pendidikan tersebut akan ketinggalan zaman. Sistem pendidikan yang monoton dan stagnan tentu tidak lagi relevan dan integral dengan kemajuan yang telah diperoleh dunia.
Dalam Undang-undang no 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional di jelaskan bahwa Pendidikan adalah: “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengambangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Upaya peningkatan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan pengajar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Salah satu upaya untuk peningkatan proses pembelajaran adalah penggunaan media secara efektif, ini akan mempertinggi kualitas yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran yang dilaksanakannya. Untuk memenuhi hal tersebut diatas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa agar siswa termotivasi dalam proses belajar mengajar. Adapun guru menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen adalah; “Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
Untuk mengupayakan pendidikan yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi Guru Pendidikan Agama Islam, dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam kualitas proses belajar mengajar yang dikembangkannya yang selanjutnya berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa, serta kemampuan dalam menggunakan berbagai media pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya yang berbantukan dengan media teknologi komputer.
Di dalam Garis Besar Program Pengajaran Pendidikan Agama Islam, di jelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah; Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Materi pelajaran Pendidikan Agama Islam sarat dengan nilai-nilai bagi pembentukan pribadi muslim, namun apabila materi itu disajikan dengan cara yang kurang tepat, tidak mustahil akan timbul pada diri siswa rasa tidak senang terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam dan bahkan juga terhadap gurunya. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian adalah penggunaan media pembelajaran secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Sebagai guru Pendidikan Agama Islam tampaknya dalam mempengaruhi siswa untuk dapat mempelajari dan memahami ajaran Islam sesuai dengan kemampuan nalar manusia terhadap wahyu Allah dan RasulNya perlu dibantu dengan menggunakan media pembelajaran yang dipersiapkan dengan baik, berarti Guru Pendidikan Agama Islam telah membantu siswanya mengaktifkan unsur-unsur psikologis yang ada dalam diri mereka seperti pengamatan, daya ingat, minat, perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan perkembangan kepribadian mereka. Sikap jiwa mereka yang tenang dengan minat belajar yang besar sangat potensial sekali ditumbuh kembangkan sebagai dasar materi keimanan, ibadah, sikap sosial, pembentukan akhlak karimah dan sebagainya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Penggunaan komputer sebagai media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami pengajaran agama. Akhirnya media komputer memang pantas digunakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam, bukan hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan agama sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu lancarnya bidang tugas yang diemban untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemanfaatan teknologi dalam Pembelajaran PAI
1. Pola Pemanfaatan Media Teknologi
Ada beberapa pola pemanfaatan teknologi media pembelajaran:
a. Pemanfaatan media dalam situasi kelas (classroom setting) dalam tatanan (setting) ini media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan pemanfaatanya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, ialah materi, dan strategi pembelajaranya.
b. Pemanfaatan media di luar situasi kelas.
Pemanfaatan media pembelajaran diluar situasi kelas dapat dibedakan dalam dua kelompok utama:
1) Pemanfaatan secara bebas
Yang dimaksud dengan pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi. Pembuat program media mendistribusikan program media itu dimasyarakat pemakai media baik dengan cara diperjual belikan maupun didistribusikan secara bebas, dengan harapan media itu dapat digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai contoh jenis pemanfaatan media seperti ini ialah pemanfaatan siaran radio pendidikan. Pada saat ini banyak siaran radio atau televisi yang bersifat pendidikan. Program-program itu disiarkan dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan tertentu. Pemanfaatan program itu kebanyakan tidak dikontrol oleh penyelenggara siaran. Program tersebut disiarkan dengan harapan didengarkan dan dimanfaatkan oleh orang. Dalam hal ini penyelenggara siaran juga tidak mengatur bagaimana program itu didengar dan dimanfaatkan.
2) Pemanfaatan secara terkontrol
Yang dimaksud pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu. Anggota kelompok diharapkan dapat berinteraksi baik dalam diskusi maupun dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah, memperdalam pemahaman, atau menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Hasil belajar mereka dievaluasi secara teratur. Untuk keperluan evaluasi ini pembuat program media perlu menyediakan alat evaluasi tersebut. Berikut ini beberapa contoh pemanfaatan program media secara terkontrol:
a) Pemanfaatan siaran radio pendidikan untuk penataran guru.
Pusat teknologi komonikasi pendidikan dan kebudayaan sejak tahun 1975 telah menyelenggarakan program penataran guru SD melalui radio yang disebut proyek teknologi komunikasi pendidikan dasar (TK.PD). Siaran radio pendidikan ini program-programnya dibuat oleh Pus Tekkom bersama dengan direktorat Pendidikan Dasar (Dikdiknas) Ditjen dikdasmen, terutama untuk memberikan masukan dalam penyusunan kurikulum dan materi program siaran. Pus Tekkom kemudian mengkoordinasikan penjabaran materi itu kedalam naskah siaran dan kemudian merekamnya dalam kaset.
b) Pemanfaatan media untuk mencapai ijazah persamaan SMA,di AS
Di Amerika Serikat ada beberapa negara bagian yang menyelenggarakan program pendidikan untuk mendapatkan ijazah persamaan SMA (Highscool equevalanc). Siswa tersebut kemudian dapat belajar secara bebas menggunakan bahan belajar berupa media cetak dan media lain.
2. Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau massal
a) Media dapat dapat digunakan secara perorangan.
Artinya media itu digunakan oleh seseorang sendiri saja. Banyak media yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk pemanfaatan yang jelas sehinggah orang dapat menggunakanya dengan mandiri, artinya orang itu tidak perlu bertanya kepada orang laintentang bagaimana cara menggunakanya, alat apa yang diperlukan, dan bagaiman mengetahui bahwa ia telah berhasil dalam belajar.
b) Media dapat digunakan secara berkelompok
Keuntungan belajar menggunakan media secara kelompok ialah bahwa kelompok itu dapat melakukan diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari. Media yang digunakan secara kelompok harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu suara yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehinggah semua anggota kelompok dapat mendengarnya, gambar atau tulisan dalam media itu harus cukup besar sehinggah dapat dilihat oleh semua anggota kelompok itu, dan perlua ada penyajian yang dapat memperkeras suara dan membesarkan gambar (proyektor)
c) Media dapat juga digunakan secara massal.
Orang yang jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media itu bersama-sama. Media yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio televisi, atau digunakan dalam ruang yang besar.
3. Strategi Pemanfaatan
Supaya media dapat digunakan secara efektif dan efesien ada tiga langkah utama yang perlu diikuti dalam menggunakan media yaitu:
a. Persiapan sebelum menggunakan media
Supaya penggunaan media dapat berjalan dengan baik kita perlu membuat persiapan dengan baik pula. Pertama-tama kita pelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Kemudian kita ikuti petunjuk itu. Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga perlu disiapkan sebelumnya. Dengan demikian pada saat kita menggunakan nanti kita tidak akan digaggu dengan hal-hal yang mengurangi kelancaran penggunaan media itu.Peralatan media perlu kita tempatkan dengan baik sehinggah kita dapat melihat dan mendengarkan programnya dengan enak.
b. Kegiatan selama menggunakan media
Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media adalah suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu perhatian dan konsetrasi harus dihindarkan. Kalau mungkin ruangan jangan digelapkan sama sekali, supaya kita masih dapat menulis bila kita menjumpai hal-hal yang penting atau menulis pertanyaan bila ada bagian yang tidak jelas atau sulit dipahami.
Bila kita menulis atau membuat gambar atau membuat catatan singkat, usahakan hal tersebut tidak mengganggu konsentrasi kita. Jangan sampai perhatian kita terlalu banyak tercurah pada apa yang kita tulis sehinggah kita tidak dapat memperhatikan sajian media yang sedang berjalan.
c. Kegiatan tindak lanjut
Maksud kegiatan tidak lanjut ini adalah untuk menjajaki apakah tujuan telah tercapai dan untuk memantapkan pemahaman terhadap materi intruksional yang disampaikan melalui media bersangkutan. Bila kita belajar secara berkelompok kita perlu mengadakan diskusi kelompok untuk membicarakan jawaban soal tes atau untuk membicarakan hal-hal yang kurang jelas atau sulit dipahami. Misalnya melakukan tindak lanjut dengan melakukan percobaan, observasi, menyusun sesuatu dan sebagainya.
4. Perkembangan Teknologi Pendidikan di Era Globalisasi
Kemajuan teknologi dewasa ini dan di masa yang akan datang terutama dibidan informasi dan komunikasi menyebabkan dunia menjadi sempit cakupannya. Interaksi antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lainnya, baik yang di sengaja ataupun tidak disengaja menjadi semakain ntensif. Demikian juga yang terjadi di Indonesia dan negara-negara di dunia. Globalisasi menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Pada era globalisasi, ada kecenderungan kuat terjadinya proses universalisasi yang melanda seluruh aspek khidupan manusia. Salah satu implikasi penyeragaman terlihat dengan munculnya gaya hidup global seperti makanan, pakaian dan musik. Anak-anak kecil yang mengenal film-film kartun dari berbagai negara, kita sudah banyak mengenal makanan dari negara-negara lain, dan deman mode melanda semua negara, contoh nyata bahwa arus globalisasi tidak terbendung di negara kita.
Banyak hal yang perlu di cermati agar sebagai bangsa kita tidak ketinggalang oleh hala-hal yang baru, yang terjadi secara global sehingga kita dapat beradaptasi dengan negara-negara di dunia. Di sisi lain kita juga harus punya filter yang kuat agar pengaruh globalisasi yang negatif tidak mengganggu kehidupan bangsa kita yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, budi pekerti dan memiliki budaya yang sarat dengan nilai kebangsaan. Hal ini penting agar kita menjadi bangsa yang bermartabat tampa harus ketinggalang dengan negara-negara lain.
Di bidang pendidikan, perang guru untuk mendidik peserta didik menjadi manusia yang selalu mengikuti perkembangan zaman tampa meniggalkan akar budaya sangat penting dalam menentukan perjalanan generasi bangsa ini. Guru dituntut menjadi pendidik yang bisa menjembatani kepentingan-kepentingan itu. Tentu saja melakukan usaha-usah yang nyata yang bisa diterapkan dalam mendidik peserta didiknya.
5. Pemanfaatan teknologi dalam Pembelajaran
Dulu para ulama mengandalkan lisan untuk menyebarkan [risalah] penutup para nabi dan banyak dari mereka yang menghabiskan waktu berbulan-bulan berkelana dengan kuda atau onta untuk berbagi kabar gembira tentang Islam kepada yang lain. Usaha keras yang luar biasa, melelahkan, menghabiskan banyak waktu dan kesulitan besar merupakan keadaan yang bisa menganggu hal utama. Perang suku, cuaca yang tidak bersahabat, dan peralatan sederhana hanyalah beberapa kondisi yang sering menghambat usaha berpergian demi jalan dakwah
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari- hari, guru dan pelajar membutuhkan alat-alat pelajaran. Alat pelajaran adalah yang di pakai untuk di kelas misal, papan tulis, spidol, spidol, dan melihat perkembangan zaman di dunia modern ini, guru dituntut lebih kreatif menggunakan media yang lebih efektif dalam pembelajaran seperti komputer, internet dan lain sebagainya.
6. Kendala-kendala pengimplikasian Teknologi Pendidikan di Indonesia
Dunia pendidikan hari ini dihadapkan dengan pelbagai persoalan: ledakan informasi teknologi, industrialisasi, globalisasi, dan liberalisasi. Ditengah ini semua, dunia pendidikan dituntut untuk bersikap lebih realistik dan pragmatik dalam arti kata bisa memenuhi kebutuhan pasar: mensupply tenaga kerja yang siap pakai. Untuk tujuan ini, tidak sedikit sekolah dan institusi-institusi pendidikan yang banting stir, mengorbankan idealismenya, mengubur cita-cita luhurnya. Karena mereka khawatir jika mereka tidak mengikuti selera pasar, maka mereka harus siap ditinggal para “consumer”nya alias berpindah kepada lembaga pendidikan lain yang lebih menjanjikan. Hari ini, sekolah atau universitas yang baik dilihat dari tingkat keterserapan alumninya di pasar kerja: semakin banyak alumninya yang diterima bekerja, semakin tinggi rating dan kualitas lembaga pendidikan tersebut, sebaliknya semakin sedikit jebolannya bisa memasuki pasar kerja, semakin rendah pulalah kredibilitasnya. Jadi kualitas sama dengan keterserapan alumninya ke dalam lapangan kerja.
Jika memang TIK dan internet memiliki banyak manfaat, maka penting bagi kita untuk segera menggunakannya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang mneyebabkan TIK dan internet belum dapat digunakan sepotensial muingkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut di pertanyakan dalam hal ini.
Salah satu penyebab utama dalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukum yang mengaturnya. Apakah infrastruktur hukum yang melandasi oprasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan TIK untuk pendidikan ini? Perlu di ketahui bahwa Cyber law belum diterapkan pada hukum pendidikan di Indonesia. Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan teknologi informasi, multimedia dan informasi yang merupakan persyaratan terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi Komputer di Indonesia masih rendah.
Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta walaupun pada akhirnya terpulang lagi nkepada pihak pemerintah. Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi nvestasi swasta dalam bidan pendidikan . sementara itu, pemerintah sendiri demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk pendidikan saat ini
B. Pemanfaatan Komputer dalam pembelajaran PAI
1. Komputer sebagai media Baru dalam Proses Komunikasi Pembelajaran
Aplaikasi teknologi komunikasi cederung mengarah pada aspek pengelolaan proses komunikasi, pemanfaatan media komunikasi baru, serta sistem informasi atau manajemen arus informasi. Kondisi yang mengakibatkan terjadinya pemanfaatan teknologi dalam komunikasi ini diasumsikan merupakan salah satu akibat dari adanya “difusi Inovasi”. Proses komunikasi melalui komputer tidak hanya menuntut kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan mengetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses komunikasi dengan melalui media komputer menurut keterampilan menggunakan media komunikasi komputer dari individu, baik yang bertindak sebagai pengirim maupunb penerima pesan.
Informasi yang di persiapkan dalam jumlah banyak untuk keperluan komunikasi yang dinamis mudah dilakukan melalui penyimpanan data dalam bentuk basis data atau database dalam komputer. Pool (1983) menyatakan bahwa informasi yang besar bisa diedit (diproses) disimpan ditransformasikan, dan di cari kembali dengan cepat serta tidak menutup kemungkinan kembali untuk digunakan dalam kertas, pendapat tersebut memberikan arahan bahwa proses komunikasi dengan media komputer cenderung memperoleh nilai efektifitas prosesw komunikasi pembelajaran, dan ini snagat berperan penting dalam pembelajaran Pendidikan Islam
2. Tujuan pemanfaatan Komputer dalam pembelajaran PAI
Agar pembelajaran pendidikan agama islam bukan semata-mata mengajarkan siswa tentang pembelajarn yang bersifat agama tapi bagaiman pendidikan agama di komparasikan dengan teknologi
a. Tujuan Umun
Secara umum penggunaan alat laboratorium Komputer berfungsi sebagai salah satu media yang dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan dan penciptaan operasi yang efektif dalam membimbing dan mendorong serta membantu peserta didik dalam penyelenggarakan pendidikan yang lebih bermutu dan ketercapaian lulusan yang bermutu pula.
b. Tujuan khusus
1) Komputer diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran yang pelaksana-annya dilakukan pada hari efektif, sebagai upaya mempersiapkan peserta didik bersikap
2) Komputer meningkatkan mutu peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar agar mampu menguasai dasar teknologi dalam menghadapi perubahan yang dinamis dalam kehidupannya.
3) Komputer dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari informasi baru sekaligus menyeleksi informasi yang bermanfaat bagi pendidikan.
4) Laboratorium Komputer dapat mengembangkan pengetahuan peserta didik dalam mengimplementasikannya pada mata pelajaran
3. Hasil yang Diharapkan
Materi pelajaran Pendidikan Agama Islam sarat dengan nilai-nilai bagi pembentukan pribadi muslim, namun apabila materi itu disajikan dengan cara yang kurang tepat, tidak mustahil akan timbul pada diri siswa rasa tidak senang terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam dan bahkan juga terhadap gurunya Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian adalah penggunaan media pembelajaran secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Sebagai guru Pendidikan Agama Islam tampaknya dalam mempengaruhi siswa untuk dapat mempelajari dan memahami ajaran Islam sesuai dengan kemampuan nalar manusia terhadap wahyu Allah dan RasulNya perlu dibantu dengan menggunakan media pembelajaran yang dipersiapkan dengan baik, berarti Guru Pendidikan Agama Islam telah membantu siswanya mengaktifkan unsur-unsur psikologis yang ada dalam diri mereka seperti pengamatan, daya ingat, minat, perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan perkembangan kepribadian mereka. Sikap jiwa mereka yang tenang dengan minat belajar yang besar sangat potensial sekali ditumbuh kembangkan sebagai dasar materi keimanan, ibadah, sikap sosial, pembentukan akhlak karimah dan sebagainya.
Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus diharapkan :
a. Kemampuan peserta didik dalam memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran.
b. Meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menyamakan persepsi tentang konsep kerangka dasar serta pengetahuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
c. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan persoalan dalam kehidupan nyata.
d. Menumbuhkan pemikiran yang reklektif serta memelihara keterlibatan aktif para siswa dalam proses belajar mengajar.
e. Dengan teknologi komputer dasar memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan suatu pandangan yang menyeluruh serta memadukan pengetahuan yang diperoleh dari berbagai disiplin dengan mengabaikan batasan-batasan yang bersifat arti fisial.
f. Dengan menggunakan laboratorium Komputer sebagai persiapan yang memadai agar dimasa depan dapat berperan dimasyarakat serta sebagai orientasi pendidikan dan pekerjaan dimasa yang akan datang.
g. Dengan menggunakan laboratorium komputer dapat memberi sumbangan bagi pendidikan secara umum dengan cara memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang sangat diperlukan yang berpusat pada situasi kehidupan nyata.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Penggunaan komputer sebagai media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami pengajaran agama. Akhirnya media komputer memang pantas digunakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam, bukan hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan agama sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu lancarnya bidang tugas yang diemban untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas peserta didik.
Dalam setiap penggunaan media pembelajaran maka harus di perhatikan kefektifan dan durasi waktu yang di gunaklan dalam pembelajran..Adapun manfaat bagi guru adalah sebagai berikut:
1. Agar terjadinya suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
2. Mempermudah bagi Guru dalam penyampaian materi.
3. Memberi gambaran terhadap Guru akan pentingnya penggunaan Komputer sebagai media dalam pembelajaran.
4. Agar Guru bisa mengembangkan kemampuannya dibidang Teknologi, khususnya Teknologi yang berkaitan dengan Media Komputer.
Faktor Anak Didik Dalam pendidikan faktor peserta anak didik merupakanfaktor yang penting. Karena kalau tanpa adanya peserta didik makapendidikan tidak akan bisa berlangsung. Karena itu faktor pesertadidik tidak bisa digantikan oleh faktor yang lain. Karena dalamproses pendidikan, kedudukan anak didik adalah sangat penting.Proses pendidikan tersebut akan berlangsung di dalam situasipendidikan yang dialaminya., anak didik merupakan komponenyang hakiki.Sebenarnya ketergantungan anak didik terhadap pendidik hanya bersifat sementara, sebab pada suatu saat anak didik diharapkan mampu berdiri sendiri, dan dalam hal ini sedikit demisedikit peran pendidik dalam memberikan bantuan semakinberkurang sejalan dengan perkembangan anak menuju kedewasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta; Raja Grafindo, 1993)
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grapindo persada, 2011)
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012)
Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa dan Bagaimana, (Bandung: Yrama Widya, 2008)
http://blog.tp.ac.id/media-teknologi-dan-pembelajaran di unggah pada tanggal 9 Juli 2013
http://keyzaja.blogspot.com/2010/01/pendidikan-islam-dan-internet.html, diunggah pada tanggal 9 Juli 2013
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/03110127-nufi-diana-lestari.ps diunggah pada tanggal 9 Juli 2013
http://prothelon.com/mambo/pengenalan-komputer–2-fungsi-aplikasi-komputer-5.html diunggah pada tanggal 9 Juli 2013
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008)
Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan dan Kurikulum Materi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AMPUN KESUPEN KRITIK DAN SARANNYA...