Tugas Individu
KONSEP DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Dosen :
Prof. Dr. H. Syaiful Anwar, M.Pd
Dr. Agus Pahruddin, MPd.
Disusun Oleh :
Nama : RIDWAN SURURI
Semester : II (Dua)
Npm : 1222010030
Kelas : Reguler
Mata Kuliah : Strategi Dan Metodologi Pembelajaran
PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH
KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
RADEN INTAN LAMPUNG
2012 M /1434 H
BAB I
PENDAHULUAN
Didalam suatu pendidikan materi pendidikan itu sangat penting sesudah tujuan pendidikan di tentukan maka dengan otomatis materilah yang harus diperhatikan lagi. berbicara tentang materi pendidikan sama dengan kita membicarakan kurikulum karena kurikulum berasal dari bahasa Latin curriculum yang artinya bahan pengajaran Seorang pendidikan Tidak cukup untuk hanya mempunyai kemampuan untuk membuat rumusan tujuan pengajaran, ia juga harus menguasai bahan pengajaran. Bahkan rumusan tujuan itu sebenarnya diilhami antara lain oleh bahan pengajaran
Belajar mengajar terutama dalam Pendidikan Agama Islam adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Adapun interaksi yang bernilai edukatif tersebut terjadi dikarenakan kegiatan mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Segala sesuatu tersebut antara lain menyangkut metode pembelajaran yang digunakan, sumber pembelajaran, pendekatan, media/alat pembelajaran, sarana dan prasarana, evaluasi dan lain-lain.
Pada dasarnya, setiap individu mempunyai kemampuan untuk belajar. Proses semacam ini dialaminya semenjak ia lahir sampai tumbuh dewasa. Adanya suatu kegiatan belajar tidak lepas dari pada tujuan yang hendak dicapai yakni agar mampu mengadakan perubahan-perubahan dalam setiap perkembangannya yang ada. Adapun tantangan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar amat banyak sekali, khususnya pada lembaga pendidikan. Karena diharuskan atau dituntut agar siswa berhasil dalam studinya tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Materi Pendidikan
Materi Pendidikan adalah suatu komponen penting yang harus diberikan dalam pendidikan, karena akan menyebabkan kesalahan yang sangat besar apabila sebuah materi pembelajaran tidak disusun sedemikaian rupa, maka hakikat dari pada penggunaan dan penyesuaian materi adalah agar peserta didik mampu terarah dengan baik, tidak hanya sekedar belajar tanpa meteri yang dipersiapakan dengan matang dan disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik.
Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan keluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran.
B. Hadits Tentang Materi Pendidikan
• Hadits tentang Islam, Iman dan Ihsan
عَنْ عُمَرَرَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَا لَ : بَيْْنَمَا نَحْنُ جُلُوْ سٌ عِنْدَ رَسُوْ لِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ ذَاتَ يَوْمٍ اِذْطَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَضِ الثِّيَا بِ شَدِيْدُ سَوَا دِالشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُالسَّفَرِوَلاَ يَعْرِ فُهُ مِنَّا اَحَدٌ, حَتَّ جَلَسَ اِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ, فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ اِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَ ضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِدَيْهِ, وَقَا لَ : يَا مُحَمَّدْ أَخْبِرْنِيٍ عَنِ الاِْسْلاََمِ, فَقَا لَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : اَْلاِ سْلاَ مُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاََ اِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاَنَّ مُحَمَّدًارَسُوْالُ اللهِ, وَتُقِيْمَ اصَّلاَ ةَ, وَتُؤْ تِيَ الزَّكَا ةَ, وَتَصُوْ مَ رَمَ ضَا نَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ اِنسْتَطَعْتَ اِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَ لُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَا لَ : فَأَ خْبِرْنِيْ عَنِ اْلاِ يْمَا نِ, قَا لَ : أَنْتُؤْ مِنَ بِِااللهِ, وَمَلاَ اِكَتِِهِ, وَكُتُبهِ, وَرُسُوْلِهِ, وَاْليَوْمِ اْلاَ خِرِ, وَتُؤْ مِنَ بِالْقَدَرِخَيْرِهِ وَشَرِهِ. قَا لَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ اْلاِحْسَا نِ, قَا لَ : أنْتَعْبُدَاللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَا هُ فَاِنَّهُ يَرَاكَ. قَا لَ فَأَحْبِرْنِيْ عَن السَّاعَةِ قَا لَ : مَ الْمَسْؤُ وْلُ عَنْهَ بِِأَعْلََمَ ٍمِنَ السَّا اِلْ. قَا لَ : فَأَخْبِرْنِِي عَنْ أَمَرَتِهَا : قَا لَ : أَنْ تَلِدَ اْلاَ مَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَالْحُفَا ةَ الْعُرَةَ الْعَا لَةَ رِعَا ءَ الشّا ءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِالْبُبْيَا نِ, ثُمَّ قَا لَ : يَا عُمَرُ, أَتََدْرِيْ مَنِ السَّا ءِلُ؟ قُلْتُ اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَا لَ : فَاءِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَا كُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. (رواه مسلم)
Artinya : Umar bin Khathab ra. berkata, “Suatu hari, kami duduk dekat Rasulullah saw. Tiba-tiba muncul seorang laki-laki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya hitam legam. Tak terlihat tanda-tanda bekas perjalanan jauh, dan tak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Ia duduk di depan Nabi, lututnya ditempelkan kelutut beliau, dan kedua tangannya diletakkan di paha beliau, lalu berkata “ Hai Muhammad ! beritahu aku tentang Islam. ‘ Rasulullah saw menjawab : Islam itu engkau bersaksi tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah, melaksanakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau mampu, laki-laki itu berkata, ‘Benar’. Kami heran kepadanya; Bertanya, tapi setelah itu membenarkan jawaban Nabi?!
Ia bertanya lagi, Beritahu aku tentang iman.’ Nabi menjawab, ‘Iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan takdir yang baik atau yang buruk. “Ia berkata ‘benar’ Dia bertanya lagi, ‘beritahu aku tentang Ihsan. Nabi menjawab, Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, kalaupun engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia melihatmu.
Laki-laki itu berkata, beri tahu aku kapan terjadinya Kiamat. Nabi menjawab, ‘yang ditanya tidaklah lebih tau daripada yang bertanya. ‘Dia menjawab, ‘jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya, orang yang bertelanjang kaki dia tidak memakai baju (orang miskin), dan pengembala kambing saling berlomba mendirikan bangaunan megah. Kemudian laki-laki itu pergi. Aku diam beberapa waktu, setelah itu, Nabi bertanya kepadaku,’Hai Umar, tahukah kamu siapa yang bertanya tadi? ’Aku menjawab, Allah dan Rasulnya lebih mengetahui.’Beliau bersabda,’Dia itu Jibril. Datang untuk mengajarkan Islam kepada kalian.’’(H.R. Muslim)
Fiqhul Hadits (Kandungan Hadits) :
1. Memperbaiki pakaian dan penampilan
Ketika hendak masuk masjid dan akan menghadiri majelis ilmu, disunnahkan memakai pakaian yang rapi, bersih dan memakai minyak wangi. Bersikap baik dan sopan dimajlis ilmu dan dihadapan para ulama adalah prilaku yang sangat baik, karena jibril saja datang kepada Nabi Muhammad saw. Dengan penampilan dan sikap yang baik.
2. Devinisi Islam
Secara etimologi, Islam berarti tunduk dan menyerah sepenuhnya pada Allah swt. Secara terminologis, adalah agama yang dilandasi leh lima dasar, yaitu :
• Syahadatain
• Menunaikan shalat wajib pada waktunya, dengan memenuhi syarat, rukun dan memperhatikan adab-adab dan hal-hal yang sunnah
• Mengeluarkan zakat
• Puasa di bulan Ramadhan
• Haji sekali seumur hidup bagi yang mampu, mempunyai biaya untuk pergi ketanah suci dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga yang ditinggalkan.
3. Devinisi Iman,
Secara etimologi, iman berarti pengakuan atau pembenaran. Secara terminologi berarti pembenaran dan pengakuan yang mendalam akan :
a. Adanya Allah swt. Pencipta alam semesta yang tidak mempunyai sekutu apapun.
b. Adanya makhluk Allah swt. Yang bernama malaikat. Mereka adalah hamba Allah yang mulia, tidak pernah melakukan maksiat dan selalu menuruti perintah-Nya. Mereka diciptakan dari cahaya, tidak makan, tidak berjenis (laki-laki ataupun wanita), tidak mempunyai keturunan dan tidak ada yang tahu jumblahnya kecuali Allah swt.
c. Adanya kitab-kitab samawi yang diturunkan Allah swt, dan meyakini bahwa kitab-kitab tersebut (sebelum diubah dan diselewengkan manusia) merupakan syari’at Allah.
d. Adanya Rasul-rasul yang telah diutus Allah, dibekali dengan kitab samawi, sebagai perantara untuk memberikan hidayah pada umat manusia, meyakini bahwa mereka adalah manusia biasa yang diistimewakan dan ma’shum (terjaga dari segala dosa).
e. Adanya Hari akhir. Pada hari itu, Allah membangkitkan manusia dari kuburnya, lalu diperhitungkan seluruh amal perbuatannya. Amal perbuatan yang baik akan dials dengan kebaikan, dan amal perbuatan yang buruk dibalas dengan keburukan.
f. Adanya Qadha dan Qadhar. Artinya, apapun yang terjadi pada alam semesta ini merupakan ketentuan dan kehendak Allah semata, untuk tujuan yang hanya diketahui-Nya.
Inilah rukun-rukun Iman. Siapapun yang meyakini, maka ia akan selamat dan beruntung dan barang siapa yang menentang-nya maka ia akan sesat dan merugi. Allah swt. Berfirman “wahai orang-orang mukmin, berimanlah kepada Allah, Rasul-Nya, kitab suci yang telah diturunkan kepada Rasulnya (Muhammad saw). Dan kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa yang kufur kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasulnya, kitab-kitab-Nya dan hari Kiamat, maka sungguh ia benar-benar tersesat.”(An-Nisa’:136)
4. Islam dan Iman
Melalui penjelasan di atas maka kita pahami bahwa iman dan Islam adalah dua hal yang berbeda, secara etimologi maupun secara terminology. Pada dasarnya, jika berbeda nama tentu berbeda makna. Meskipun demikian, tidak jarang dipergunakan dengan arti yang sama, Islam berarti Iman dan sebaliknya. Keduanya saling melengkapi. Iman menjadi sia-sia tanpa Islam, demikian juga sebaliknya.
5. Definisi Ihsan
Ihsan adalah ikhlas dan penuh perhatian. Artinya sepenuhnya ikhlas untuk beribadah hanya kepada Allah dengan penuh perhatian sehingga seolah-olah engkau melihatnya. Jika tidak mampu maka ingatlah bahwa Allah senantiasa melihatnu dan mengetahui apapun yang ada pada dirimu.
6. Hari Kiamat Dan Tanda-Tandanya
Tibanya hari kiamat adalah rahasia Allah swt. Tidak satu makhluknya mengetahuinya, baik malaikat maupun Rasul. Karenanya, Nabi saw. Bersabda kepada Jibril, “Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya.”Meskipun demikian, Nabi Muhammad saw. Menjelaskan sebagian tanda-tandanya, antara lain :
a. Krisis moral, sehingga banyak anak yang durhaka pada orang tuanya, mereka memperlakukan orang tuanya seperti perlakuan tuan terhadap budaknya.
b. Kehidupan yang jungkir balik. Banyak orang bodoh menjadi pemimpin, pemberian wewenang kepada orang yang tidak mempunyai kemampuan, harta melimpah, manusia banyak yang berlaku sombong, foya-foya, bahkan mereka berlomba-lomba dan saling meninggikan bangunan dengan penuh kebanggaan. Mereka berlaku congak pada orang lain, bahkan mereka seakan-akan ingin menguasainya.
7. Etika Bertanya
Seorang muslim, akan menanyakan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya. Ia tidak akan menanyakan hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat. Bagi orang yang menghadiri sebuah majlis ilmu lalu ia melihat bahwa audiens (orang-orang yang hadir disitu) ingin mengetahui suatu hal. Ternyata masalah tersebut belum ada yang menanyakan, maka sepatutnya ia menanyakan meskipun ia sudah mengetahuinya agar orang yang hadir bisa mengambil manfaat dari jawaban yang diberikan.
Orang yang ditanya tentang suatu hal dan ia tidak mengetahui jawabannya, hendaklah ia mengakui ketidaktahuanna agar tidak terjerumus pada hal-hal yang ia tidak mengetahuinya.
8. Metode Tanya jawab
Pendidikan modern pun mengakui bahwa metode Tanya jawab adalah metode pendidikan yang relative behasil, karena memberikan tambahan semangat pada diri pendengar untuk mengetahuai jawaban yang akan diberikan. Metode ini sering dipergunakan Rasulullah saw. Dalam mendidik generasi Sahabat ra.
C. Materi Pendidikan Dalam Pendidikan Islam
Materi pendidikan Islam Yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama Islam yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik. Dalam pendidikan Islam materi pendidikan ini seringkali disebut dengan istilah maddatut tarbiyah. Proses tarbiyah (pendidikan) mempunyai tujuan untuk melahirkan suatu generasi baru dengan segala ciri-cirinya yang unggul dan beradab. Penciptaan generasi ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan yang sepenuhnya dan seutuhnya kepada Allah SWT melalui proses tarbiyah.
Jadi difahami bahwa materi pendidikan Islam yang paling utama adalah Al-Qur’an, baik keterampilan membaca, menghafal, menganalisa sekaligus mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks pendidikan Islam yang universal selain ilmu ketauhidan dan peribadatan, ada jenis ilmu yang seharusnya dikaji oleh umat Islam, yaitu ilmu alam, ilmu sosial, dan humaniora. Ilmu-ilmu alam terdiri atas fisika, biologi, kimia dan matematika. Ilmu sosial meliputi ilmu sosiologi, psikologi, sejarah dan antropologi. Sedangkan humaniora adalah filsafat bahasa, sastra dan seni.
Filosof-filosof Islam sepakat bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa dari materi pendidikan Islam. Sebab tujuan pertama dan termulia pendidikan Islam adalah menghaluskan akhlak dan mendidik jiwa, materi pendidikan harus mengacu kepada tujuan, bukan sebaliknya tujuan mengarah pada suatu materi, oleh karenanya materi pendidikan tidak boleh berdiri sendiri terlepas dari control tujuannya. Klasifikasi materi pendidikan Islam adalah Pengajaran tradisional (materi pengajaran agama) Bidang ilmu pengetahuan, yang meliputi sosiolgi, psikologi, sejarah dan lain-lain. Dalam pandangan Al-Faruqi disebut “Ummatic Sciences” atau terminology Qur’an disebut “Al-Ulumul Insaniyah” Sub bidang ilmu pengetahuan alam, dikenal dengan “Al-Ulumul Kauniyyah” yang meliputi astronomi, biologi, botani dan lain-lain.
Materi pendidikan islam sangat luas dan universal, hal ini juga Nampak jelas dalam firman Allah dalam QS. Al-Haqqah ayat 38-39 yaitu :
Artinya : Maka aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.(QS. Al-Haqqah : 38-39)
Dari ayat diatas obyek pendidikan islam lebih luas lagi jangkauannya. Bukan hanya yang materi tetapi juga yang immateri, mencakup wilayah fisik dan metafisik. Semua jenis ilmu itu seharusnya dipelajari oleh umat islam dalam arah baru pendidikan islam secara mendalam sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Ilmu tersebut dipelajari untuk mengantarkannya pada ketauhidan dan kesempurnaan ibadah. Setelah mempelajari fisika, biologi, psikologi, sejarah, dan lain-lain, seorang akan mengakui dan menyebut atas kebesaran dan ke-Maha Sucian Allah swt, dengan bertasbih, bertahmid dan bertahlil.
Sebagaimana firman Allah :
• •
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka(QS. Almran : 190-191).
Materi pendidikan itu sangat penting sekali dalam mentransfer ilmu dari pada sejumlah mata pelajaran yang harus di temu untuk mencapai suatu gelar atau izajah, Materi pendidikan harus sesuai dengan umur atau tingkatan satuan pendidikan itu sendiri contoh materi pendidikan untuk anak sekolah dasr (SD) berbeda dengan materi untuk anak Sekolah menegah pertama (SMP), Dan sebaliknya. Materi pendidikan selain dilihat dari tingkatan umur atau satuan pendidikan itu juga dilihat dari beberapa jenis diantaranya:
1) Materi Pendidikan Islam
Sesuai dengan pengertian kurikulum (secara umum) seperti diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kurikulum pendidikan Agama adalah: Bahan – bahan pendidikan Agama berupa kegiatan , pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistimatis di berikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Agama. Sesuai dengan pengertian tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kurikulum atau materi sangat penting ,untuk menentukan materi dalam pendidikan Agama ada beberapa Faktor yang harus diperhatikan , diantarnya:
a) Persesuainnya dengan tujuan pendidikan Agama Islam (perumusan tujuan secara tegas)
b) Perumusannya dengan tingkat usia,tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan anak didik
Materi pokok dalam pendidikan agama Islam adalah Sebagaimana diketahui bahwa inti ajaran pokok Islam meliputi masalah keimanan (‘akidah ), masalah keislaman (syari’ah ), masalah Ikhsan (akhlak). Masalah yang tiga ini menjadi sangat penting dalam pendidikan agama Islam adapun maksud dan uraian nya sebagai berikut:
a. Akidah : adalah bersifat I’tidal batin , mengajarkan keesaan Allah , Esa sebagai Tuhan yang menciptakan, mengatur dan meniadakan alam ini.
b. Syari’ah : adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka menta’ati semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.
c. Akhlak : adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia.
Tiga inti ajaran pokok ini kemudian di jabarkan dalam bentuk Rukun Iman, Rukun Islam dan Akhlak dan dari ketiga lahirlah beberapa keilmuan Agama, yaitu :Ilmu Tauhid, Ilmu fiqih dan Ilmu Akhlak. Ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam yaitu Alqur’an dan Al-Hadits, serta di tambah lagi dengan sejarah Islam (Tarikh) sehingga secara berurutan: (1) Ilmu Tauhid/keimanan, (2) Ilmi fiqih (3) Al-Qur’an, (4) Al-Hadits, (5) Akhlak, (6) Tarikh Islam.
Didalam ruang lingkup materi pendidikan islam, secara lengkap dijelaskan oleh Abdullah Nashih Ulwan yaitu bahwa materi pendidikan Islam meliputi:
1) Pendidikan keimanan (Tarbiyatul imaniyah),
2) Pendidikan moral/akhlak (Tarbiyatul khuluqiyah),
3) Pendidikan jasmani (Tarbiyatul jasmaniyah),
4) Pendidikan rasio (Tarbiyatul aqliyah),
5) Pendidikan kejiwaan/hati nurani (Tarbiyatulnafsiyah),
6) Pendidikan sosial/kemasyarakatan (Tarbiyatul ijtimaiyah), dan
7) Pendidikan seksual (Tarbiyatul Syahwaniyah).
Ketujuh ruang lingkup materi pendidikan Islam di atas dapat diuraikan dalam tulisan ini manjadi 3 materi pokok pembahasan yaitu yang terkandung dalam :
(1) Tarbiyah Aqliyah (IQ learning),
(2) arbiyyah Jismiyah (Physical learning),
(3) Tarbiyatul Khuluqiyyah (SQ learning).
Pertama, adalah Tarbiyah Aqliyah (IQ learning). Tarbiyah aqliyah atau sering dikenal dengan istilah pendidikan rasional (intellegence question learning) merupakan pendidikan yang mengedapan kecerdasan akal. Tujuan yang diinginkan dalam pendidikan itu adalah bagaimana mendorong anak agar bisa berfikir secara logis terhadap apa yang dilihat dan diindra oleh mereka. Input, proses, dan output pendidikan anak diorientasikan pada rasio (intellegence oriented), yakni bagaimana anak dapat membuat analisis, penalaran, dan bahkan sintesis untuk menjustifikasi suatu masalah. Misalnya melatih indra untuk membedakan hal yang di amati, mengamati terhadap hakikat apa yang di amati, mendorong anak bercita cita dalam menemukan suatu yang berguna, dan melatih anak untuk memberikan bukti terhadap apa yang mereka simpulkan.
Kedua, Tarbiyyah Jismiyah (Physical learning). Yaitu segala kegiatan yang bersifat fisik untuk mengembangkan biologis anak tingkat daya tubuh sehingga mampu untuk melaksanakan tugas yang di berikan padanya baik secara individu ataupun sosial nantinya, dengan keyakinan bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat “al-aqlussalim fi jismissaslim“ sehingga banyak di berikan beberapa permainan oleh mereka dalam jenis pendidikan ini.
Dan ketiga, Tarbiyatul Khuluqiyyah (SQ learning) Makna tarbiyah khuluqiyyah disini di artikan sebagai konsistensi seseorang bagaimana memegang nilai kebaikan dalam situasi dan kondisi apapun dia berada seperti; kejujuran, keihlasan, mengalah, senang bekerja dan berkarya, kebersihan, keberanian dalam membela yang benar, bersandar pada diri tidak pada orang lain, dan begitu juga bagaimana tata cara hidup berbangsa dan bernegara.
Oleh sebab itu maka pendidikan ahlak tidak dapat di jalankan dengan hanya menghapalkan saja tentang hal baik dan buruk, tapi bagaimana menjalankannya sesuai dengan nilai-nilainya. Ada beberapa bagian dalam hal ini antara lain:
(1) mengumpulkan mereka dalam satu kelompok yang berbeda karakter,(2) membantu mereka untuk menemukan jati dirinya dengan memberikan pelatihan, ujian, dan tempaaan, (3) membentuk kepribadian/mendoktrin dengan selalu menjahui hal yang jelek dan berpegang teguh terhadap nilai kebaikan.
2) Materi Pendidikan Kontemporel (Umum)
Materi pendidikan umum atau kurikulum pendidikan umum sangat berbeda dengan materi pendidikan agama Karena materi pendidikan umum hanya mengajarkan/mentransfer ilmu kepada anak didik bukan mengajarkan akidah. ahklak , atau anak disuruh mengamalkam apa yang diajarkan di sekolah. Karena meteri umum hanya belajar tentang ilmu pasti yaitu nyata yang berhubungan dengan dunia maka guru lebih gampang mengajarkan kerana hasilnya dapat dilihat langsung atau dinikmati hasilnya. Adapun materi pendidikan umum itu antara lain : 1) Imu pengetahuan sosial, 2) Ilmu pengetahuan alam, 3) Bahasa Indonesia, 4) Matematika, 5) Keterampilan atau keahlihan.
Materi/bahan kurikulum pendidikan agama sebagian besar adalah bersifat abstrak philosophis yang sulit diadakan pendekatan secara scientific. Oleh karena itu diharapkan kemampuan dan keterampilan pendidik berusaha sedapat mungkin untuk mengkonkritisir bahan-bahan tersebut.
3) Materi Pendidikan Menurut Al-Qur’an
Materi pendidikan menurut Al-qur’an adalah lanjutan penjelasan dari materi pendidikan agama karena materi pendidikan agama itu sebenarnya telah dicontohkan oleh lukman ketika mendidik putranya sebagaimana digambarkan dalam Al-quran surat Luqman ayat 13, 14, 17, 18, dan 19 sebagai berikut :
a) Surat Luqman Ayat 13 dan 14
•
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
b) Surat Lukman ayat 17
•
Artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
c) Surat Lukman ayat 18-19
•• • • • •
Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
•
Artinya : Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. Maksudnya: ketika kamu berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat.
Pelajaran yang dapat diambil dari pendidikan agama dalam surat Lukman yaitu :
1) Menjauhi perbuatan syirik, sebab perbuatan syirik menjauhkan seseorang dari akal sehat dan hikmah sehingga pantas digolongkan ke dalam sifat zalim, bahkan pantas disetarakan dengan binatang.
2) Pentingnya syukur nikmat dan besarnya peran syukur dalam menjaga nikmat.
3) Manusia diperintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya sebagai wujud rasa syukur atas pemeliharaan keduanya, terutama ibu. Dia telah mengandungnya sejak janin di dalam kandungan, setiap bertambah usia dan besar janin, semakin bertambah lemahlah dia dan semakin bertambah sulit pula (untuk bergerak). Demikian pula ketika melahirkan, seorang ibu dengan susah-payah mengeluarkan bayinya dari rahimnya. Setelah itu, ibu menyusui bayinya selama dua tahun.
4) Luqman mengajarkan kepada putranya bahwa jika ada perbuatan (dosa dan maksiat) walau seberat dan sekecil biji sawi pun dan berada di tempat yang tersembunyi—di dalam batu, di langit, atau di bumi—kelak Allah akan mendatangkan balasannya pada Hari Kiamat. Sebab, Allah Maha halus dan Maha tahu. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, bagaimanapun kecilnya, sehingga seekor semut yang melata di malam yang gelap-gulita pun tidak akan luput dari pengetahuan-Nya.
5) Pengajaran Luqman yang berikutnya berupa larangan berakhlak buruk, yakni larangan berpaling dari manusia karena sombong dan menganggap rendah yang lain, serta larangan berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sebab, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Tentang sifat sombong yang tercela tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan mengenai matei pendidikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Materi adalah salah satu komponen penting yang harus disesuaikan dalam pendidikan Islam, karena akan menyebabkan kesalahan yang sangat besar apabila sebuah materi pembelajaran tidak disusun sedemikaian rupa, maka hakikat dari pada penggunaan dan penyesuaian materi adalah agar peserta didik mampu terarah dengan baik, tidak hanya sekedar belajar tanpa meteri yang dipersiapakan dengan matang dan disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik.
Materi pendidikan atau kurikulum itu harus di sesuaikan dengan tingkat umur ,atau tingkat satuan pendidikan. Materi pendidikan itu juga harus di susun secara tepat dan benar karena seorang guru kalau ingin mentransfer ilmu nya harus menguasai materi yang akan diajarkan. Materi pendidikan umum dengan materi pendidikan agama sangat berbeda,beberapa ahli mengatakan mengajar kan Agama itu lebih susah dari mengajar ilmu umum karena Agama berhubungan dengan kenyakin an dan kepercayaan yang dianut. sering kali terjadi seorang guru diprotes oleh orang tua karena mengajarkan agama yang salah.
Materi pendidikan umum atau kurikulum pendidikan umum sangat berbeda dengan materi pendidikan agama Karena materi pendidikan umum hanya mengajarkan/mentransfer ilmu kepada anak didik bukan mengajarkan akidah .ahklak , atau anak disuruh mengamalkam apa yang diajarkan di sekolah.Karena meteri umum hanya belajar tentang ilmu pasti aiatu nyata yang berhubungan dengan dunia maka guru lebih gampang mengajarkan kerana hasilnya dapat dilihat langsung atau dinikmati hasilnya.
Jadi dari situlah seorang guu dapat mengambil pelajaran dari kesalahan-kesalahnnya agar dapat memperbaiki cara mengajarnya terutama dalam menyampaikan materi pendidikan islam.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2007
Abudin Nata, M.A, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,1997
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Pustaka Amani, Jakarta, 2007
Ahmad Tafsir, Metodologi pengajaran Agama Isalam, (Bandung : Remaja Rosdakarya Offset,1995
Basuki dan M.Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Ponorogo : STAIN Po Press, 2007
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, Yogyaakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Musthafa Dieb Al-Bugha, Muhyidin Mistu, Al-Wafi Syarah Kitab Arba’in An-Nawawiyah, Al-I’tishom, Jakarta, 2011
Seels, Barbara B. dan Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002
Zuhairini .Dkk,Metodik Khusus pendidikan Agama,(Surabaya:Usaha Nasional)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AMPUN KESUPEN KRITIK DAN SARANNYA...